Latar belakang dekolonisasi di Asia
dan Afrika? Jelaskan yang dimaksud dengan dekolonisasi di Asia dan Afrika? Apa
faktor yang mempercepat terjadinya dekolonisasi di Asia Afrika? Kelahiran
negara negara baru di Asia Afrika, dekolonisasi yang terjadi di Asia dan Afrika,
dekolonisasi adalah? dekolonisasi Indonesia, Mengapa terjadinya dekolonisasi?
Daripada penasaran mending kita cek langsung saja yuk pembahasan lengkapnya di bawah ini, selamat membaca!
Asia |
Hubungan
Dekolonisasi di Asia dan Afrika dengan Transformasi Politik dan Sosial di
Berbagai Negara - Pada umumnya kemerdekaan tidak ada yang diberikan sebagai
hadiah atau semata-mata karena kebaikan kaum penjajah. Kemerdekaan biasanya
direbut dengan kekuatan senjata. Bagi rakyat terjajah hal demikian sering
disebut perang kemerdekaan atau perjuangan kemerdekaan. Pada puncak kejayaan
kaum imperialis Barat masa lampau terjadi dua kali perang besar, yaitu Perang
Dunia I dan Perang Dunia II. Kedua perang tersebut sangat berpengaruh terhadap
perjuangan nasionalisme atau pergerakan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika, termasuk Indonesia.
Selama
Perang Dunia I, hampir seluruh negara Eropa terlibat dalam peperangan yang
menimbulkan kehancuran. Oleh karena itu, bangsa Asia dan Afrika meningkatkan
tuntutannya kepada negara-negara penjajah, berupa pembaruan pemerintahan dan
pembentukan lembaga perwakilan rakyat. Akibat krisis ekonomi setelah Perang
Dunia I, negara-negara kolonial berusaha untuk lebih meningkatkan pemerasan
kekayaan di daerah- daerah jajahannya di Asia dan Afrika.
Hal
itu menimbulkan gerakan-gerakan perlawanan yang lebih radikal. Berakhirnya
Perang Dunia II (1939–1945) melahirkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang
terdapat beberapa hal penting yang menyangkut HAM (Hak Asasi Manusia), antara
lain setiap negara dilarang mengambil wilayah negara lain dan penegasan bahwa
setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri (self determination). Hal ini
merupakan landasan universal bagi perjuangan kemerdekaan bagi negeri-negeri
yang terjajah sehingga mendorong perkembangan kemerdekaan negara terjajah untuk
mencapai kemerdekaan. Piagam tersebut menjadi landasan berdirinya PBB. Tahun
1945 yang membuat akselerasi proses dekolonisasi di Asia Afrika.
Proses
pelepasan negara jajahan dari negara induknya ini disebut proses dekolonisasi. Dekolonisasi adalah
istilah yang dipakai bangsa-bangsa Eropa di dalam menjalankan praktik
imperialisme dan kolonialisme di wilayah Asia dan Afrika. Dengan didasari oleh
semangat untuk menentukan nasib sendiri (self determination), faktor ideologi
dan strategi antiimperialisme yang dimiliki oleh pergerakan-pergerakan
kebangsaan negara- negara di Asia Afrika harus berjuang secara fisik untuk
meraih kemerdekaan. Pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, kaum imperialis
banyak meng- gunakan juga pasukan-pasukan dari negeri jajahannya. Pengerahan
pasukan dari negeri jajahan sejalan dengan propaganda demokrasi dan
berpemerintahan sendiri yang dalam praktiknya tidak pernah datang tanpa adanya
perjuangan.
Para
prajurit dari negeri jajahan yang ikut dalam perang besar menjadi pendorong
perkembangan pergerakan kemerdekaan dari setiap negara jajahan di kawasan Asia
dan Afrika yang pada puncaknya melahirkan negara-negara baru yang merdeka dan
berdaulat. Perang Dunia I dan Perang Dunia II berpengaruh terhadap perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Perang Dunia I, corak dan haluan
berbagai organisasi Pergerakan Nasional Indonesia berubah ke arah yang lebih
tegas, lebih berani, dan lebih keras.
Sikap
radikal dari berbagai organisasi Pergerakan Nasional mungkin karena terpengaruh
ucapan Presiden Wilson pada akhir Perang Dunia I yang menganjurkan agar
bangsa-bangsa di dunia yang masih dijajah diberi hak untuk menentukan nasib sendiri.
Sebaliknya, Perang Dunia I menimbulkan kesulitan bagi pemerintah Kerajaan
Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda bersikap mendekati
organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Pada bulan Mei 1918, pemerintah
kolonial Belanda membentuk Dewan Rakyat (Volksraad). Pada Sidang Dewan Rakyat
tanggal 18 November 1918, Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Limburg Stirum
menyampaikan pidato yang menjanjikan pembaruan pemerintahan di Indonesia.
Pidato
gubernur jenderal ini lebih dikenal sebagai Janji November 1918 atau November
Belofte. Akan tetapi setelah selesai perang, pemerintah kolonial Belanda
bersikap lebih reaksioner dan menindas pergerakan kebangsaan Indonesia dengan
penang- kapan dan pembuangan para pemimpinnya. Perang Dunia II menyebabkan
terdesaknya Belanda dari wilayah jajahannya di Indonesia. Selanjutnya,
Indonesia berada dalam pendudukan Jepang. Selama Perang Dunia II, Jepang banyak
mengalami kesulitan dalam melawan negara-negara Sekutu sehingga harus
mengerahkan pasukan dari wilayah pendudukannya. Di samping itu, Jepang juga
harus menghadapi Perang Kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, pada pertengahan bulan
Agustus 1945 Jepang menyerah kalah terhadap negara- negara Sekutu.
Peristiwa
menyerahnya Jepang terhadap Sekutu dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan perjuangannya dalam mencapai kemerdekaan. Akhirnya, pada tanggal
17 Agustus 1945 Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia merupakan peristiwa penting dan sangat bersejarah dalam mendorong
semangat bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia dan Afrika untuk memperoleh
kemerdekaan. Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia selanjutnya menjadi
ilham bagi bangsa lain untuk memperoleh kedaulatan, misalnya bangsa India.
Bangsa
India sebenarnya telah dikenal dunia sejak dahulu karena kemasyuran
kebudayaannya. Namun, sejak Inggris berkuasa di wilayah India, rakyat hidup
sengsara. Bangsa India berjuang begitu lama menentang penjajah Inggris.
Perjuangan bangsa India bahkan dapat
dikatakan sebanding dengan perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia.
Perjuangan bangsa India akhirnya sampai pada puncaknya seiring dengan
diperolehnya pengakuan kedaulatan dari kolonialis Inggris pada tahun 1947.
Inggris memberi pengakuan kedaulatan kepada bangsa India karena melihat adanya
perubahan politik dunia setelah berakhirnya Perang Dunia II. Selain itu,
Inggris meninggalkan India karena merasa wilayah itu telah menambah beban bagi
negaranya.
Bangsa
kolonialis lain yang mulai memberi pengakuan kedaulatan pada wilayah jajahannya
adalah negara Prancis. Wilayah jajahan Prancis sangat luas dan tersebar di
kawasan Asia dan Afrika. Pada tahun 1954 wilayah jajahan Prancis di Indocina
mulai mendapat pengakuan kedaulatan. Rakyat di wilayah Indocina telah berjuang
menentang kolonialis Prancis. Jadi, bangsa-bangsa di Indocina juga telah
berjuang dengan segala pengorbanannya untuk memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan
yang diperoleh rakyat Indocina mengilhami jajahan Prancis di Afrika, yaitu
Aljazair yang juga memperoleh pengakuan kedaulatan. Aljazair memperoleh
pengakuan kedaulatan pada tahun 1962. Mereka juga berjuang mengangkat senjata
dan berkorban segalanya untuk memperoleh pengakuan kedaulatan tersebut. Praktik
imperialisme dan kolonialisme yang tidak terlalu keras kadang kala di belakang
hari menimbulkan hubungan baik antara negara penjajah dan bangsa yang terjajah.
Dalam rangka hubungan baik tersebut, beberapa negara bekas jajahan masih
mengikatkan diri dengan bekas negara penjajahnya.
Hubungan
baik di antara dua negara tersebut umumnya meliputi bidang ekonomi, sosial, dan
budaya. Inggris adalah salah satu negara yang melaksanakan praktik imperialisme
dan kolonialisme yang tidak begitu keras. Jajahan Inggris ketika melaksanakan
praktik kolonialisme dan imperialisme tersebar di wilayah Asia dan Afrika.
Karena sifat penjajahannya yang tidak begitu keras, banyak bekas jajahannya
yang masih mengikatkan diri dengan Inggris setelah merdeka. British of Commonwealth Nation atau
Persemakmuran Negara Inggris adalah nama sebuah jalinan kerja sama antara bekas
negara jajahan Inggris yang telah merdeka dengan negara Inggris.
Negara-negara
tersebut umumnya menjalin kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Negara-negara, seperti Australia, Malaysia, Singapura, dan India menjadi anggota
persemakmuran tersebut. Dengan demikian hubungan kolonial berubah menjadi
hubungan sosial ekonomi yang menguntungkan anggotanya. Namun, beberapa negara
masih meng- anggap bahwa hubungan tersebut merupakan bentuk neokolonialisme
atau kolonialisme baru. Bangsa Indonesia juga pernah menganggap hubungan
seperti itu merupakan bentuk kolonialisme baru. Anggapan tersebut sempat
berkembang di Indonesia pada masa pelaksanaan demokrasi terpimpin.
Anggapan
kolonialisme berkembang seiring niat Malaysia untuk membentuk Federasi Malaysia
pada tahun 1964. Federasi Malaysia nantinya beranggotakan semua bekas jajahan
Inggris di wilayah Asia Tenggara. Usaha pembentuk Federasi Malaysia juga
mendapat dukungan dari pemerintah Inggris, khususnya, dan negara-negara Barat,
pada umumnya. Pemerintah Indonesia yang ketika itu dipimpin oleh Presiden
Soekarno melihat pembentukan Federasi Malaysia me- nyatakan bahwa itu merupakan
bentuk kolonialisme baru. Apalagi, pada saat itu berkembang wacana The New
Emerging Forces (Nefo) melawan The Old Established Forces (Oldefo).
Nefo
adalah lambang kelompok negara-negara yang baru merdeka atau yang menentang
imperialisme, dan kolonialisme, sosialisme, serta komunis. Oldefo adalah
lambang negara-negara yang telah mapan dan melaksanakan imperialisme dan
kolonialisme/kapitalisme dan negara sedang berkembang yang cenderung pada
imperialisme / kolonialisme. Dengan demikian, apapun bentuknya imperialisme dan
kolonialisme harus dihapuskan. Pada umumnya hubungan antara negara-negara yang
baru merdeka dan negara penjajahnya berkaitan dengan masalah ekonomi. Sangat
wajar apabila negara yang baru merdeka keadaan ekonominya masih kacau.
Sementara
itu, negara penjajahnya karena telah mengeksploitasi kekayaan wilayah
jajahannya memiliki kemakmuran. Keadaan seperti itu tentu saja akan saling
menguntungkan jika antara penjajah dan yang dijajah saling berhubungan dan
saling membantu. Bangsa Indonesia meskipun hampir 3,5 abad dikuasai Belanda dan
3,5 tahun dijajah Jepang masih bersedia menjalin hubungan dengan dua negara
bekas penjajahnya tersebut. Jalinan hubungan bangsa Indonesia dengan Belanda
dan Jepang dapat membantu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
Pada
awalnya Belanda membantu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia melalui lembaga
IGGI (Inter Governmental Group on Indonesia). Lembaga IGGI didirikan pada tahun
1967. Keadaan ini menunjukkan bahwa perubahan sosial, ekonomi, dan politik dari
negara terjajah menjadi negara merdeka tidak selalu lancar. Tidak ada satu pun
negara di dunia ini yang mampu mengatasi permasalahannya secara sendirian.
Mereka tetap membutuhkan negara lain. Faktor moral menjadi benang merah
penghubung antara bekas penjajah dan bekas jajahannya. Kemampuan teknologi,
ekonomi, dan pengetahuan negara yang baru saja merdeka masih rendah. Mereka
masih membutuhkan bantuan dari negara bekas penjajahnya. Mereka pun membantu
dengan membentuk beberapa lembaga dunia. Dana Moneter Internasional
(International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia (World Bank), dan Bank
Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) merupakan lembaga ekonomi dunia
yang dibentuk negara-negara Barat untuk membantu negara-negara yang baru
merdeka. Ini menunjukkan bahwa ketergantungan negara-negara baru terhadap
negara-negara Barat masih kuat.
Negara-negara
yang baru merdeka tidak selamanya harus merasa bergantung pada negara-negara
bekas penjajahnya. Negara-negara yang baru merdeka juga berusaha menunjukkan
keberadaan dan mengambil peranan dalam kehidupan dunia. Situasi dunia yang
seolah-olah terbagi antara Blok Barat dan Blok Timur tidak menyebabkan
negara-negara yang baru merdeka harus ikut terseret dan memihak pada salah satu
blok yang ada. Berbagai usaha untuk meredakan ketegangan di antara dua blok
dunia dan menghapuskan kolonialisme menjadi agenda penting bagi negara-negara
yang baru merdeka. Bangsa Indonesia setelah merdeka berusaha tampil dalam
percaturan dunia untuk ikut menciptakan perdamaian.
Demikian, artikel Hubungan Dekolonisasi di Asia dan Afrika denganTransformasi Politik dan Sosial di Berbagai Negara semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca setia kelaseduka.com. Jangan lupa kunjungi artikel lainnya. Terima kasih atas kunjungannya. Salam Sukses dari mimin
Demikian, artikel Hubungan Dekolonisasi di Asia dan Afrika denganTransformasi Politik dan Sosial di Berbagai Negara semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca setia kelaseduka.com. Jangan lupa kunjungi artikel lainnya. Terima kasih atas kunjungannya. Salam Sukses dari mimin
Hubungan Dekolonisasi di Asia dan Afrika dengan Transformasi Politik dan Sosial di Berbagai Negara
Reviewed by Unknown
on
April 03, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: