Kelainan
pada Sistem Koordinasi dan Panca Indera Manusia - Alat indera manusia terdiri
dari beberapa bagian dan dimana pada bagian tersebut mempunyai fungsi
masing-masing. Tanpa disadari bahwa biasanya alat-alat indra manusia dapat
mengalami kerusakan atau penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
A. Kelainan pada Sistem Koordinasi dan Panca Indera
Terdapat
beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera,
antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis
adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu.
Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti
virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer
adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan
kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan
ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut
dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer
merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak.
Orang
yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi
orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko
keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40
tahun pernah ditemukan di Indonesia.
Alzhemier
dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah
beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier :
a)
Kemunduran memori/daya ingat
b)
Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana
c)
Kesulitan bicara dan berbahasa
d)
Sulit dalam berhitung
e)
Salah meletakkan benda
f)
Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
g)
Perubahan emosi dan perilaku
h)
Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi penderita terganggu
i)
Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi pendiam, tak mau
bergaul, dan menyendiri
j)
Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan (kecuali sedang menderita flu)
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis
atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada
umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang
tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit
tidak menular.
Sebagian
besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak
akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit
ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia
adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan
yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan
di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di
dalam otak. Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa
berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan
mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa
kurang enak.
Sel-sel
penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa
penderita tidak dapat membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu.
Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan,
bahkan bersifat menetap.
5. Otitis
Radang
telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga
mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah
mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran
akibat penanganan yang terlambat.
Bila
terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam
penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, seseorang seperti menjadi
tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain :
a)
Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba
b)
Alergi
c)
Infeksi
d)
Sumbatan pada telinga
6. Tuli
Tuli
merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran, infeksi
bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis).
Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning
kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas
apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan
temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah,
penderita tuli tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang
lain.
Penderita
tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita
tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di
telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan
jelas.
7. Buta Warna
Istilah
buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum
warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang
sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi
biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah
kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada
mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa
mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak
adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh
sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan
proses penuaan pada mata. Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan
obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya
katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan
sudah menderita katarak.
Beberapa
gejala umum katarak, antara lain :
a)
Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah
b)
Warna-warna tampak kusam
c)
Susah melihat di tempat yang terang akibat silau
d)
Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari
Penderita
katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi,
jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata,
harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter
mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi
(rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak dapat menyembung
atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina.
Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari
jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan
diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan
dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca.
Penderita
hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan
menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi
menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi
(rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola
mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi
biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang
menyebabkannya adalah keturunan, membaca sambil tiduran, menonton televisi dari
jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita
rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan
kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.
11. Presbiopi
Presbiopi
adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai
mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala
yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak
normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya
akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa
mata.
Salah
satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus
ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar
dibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat
lensa yang lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme
adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan
bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa
silindris.
Kelainan Pada Sistem Koordinasi dan Panca Indera Manusia
Reviewed by Unknown
on
Februari 27, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: