Pengertian & Contoh Majas Pertentangan - Majas pertentangan ialah suatu pengungkapan dengan menggunakan gaya bahasa yang menerangkan maksud serta tujuannya dengan menyatakan kalimat yang bertolak belakang dengan makna yang sesungguhnya. Peryataan kalimat yang berlawanan ini digunakan dengan tujuan penguatan maknda dari wacana yang akan disampaiakan. Jika didasarkan pada jenisnya, maka pertentangan digolongkan ke dalam kelompok majas pertentangan yang terdiri atas beberapa macam jenisnya, diantaranya ialah :
A. Majas Hiperbola
Majas hiperbola merupakan sebuah ungkapan bergaya bahasa yang menyatakan maksud serta tujuannya dengan cara melebih-lebihkan suatu hal. Dalam majas ini, hal yang dilebih-lebihkan pada umumnya ditinjau dari sisi jumlah, ukuran, sifat, dan lain-lain.
Contoh :
1. Joni sudah berkeliling kota Bandar Lampung sebanyak seribu kali, namun belum juga menemukan keberadaan gadis cantik pujaan hatinya.
Penjelasan :
Majas hiperbola pada kalimat di atas ditunjukkan pada kata “seribu kali.” Jumlah bilangan “seribu kali” bukanlah dalam artian atau pemaknaan yang sebenarnya, melainkan sebuah upaya untuk melebih-lebihkan makna pada kalimat. Pada kenyataannya subyek tidak melakukan aktivitas tersebut sebanyak nominal yang disebutkan, hanya saja nominal tersebut dinyatakan dengan maksud bahwa subyek telah berupaya melakukan suatu hal tersebut berkali-kali.
2. Lelaki kurus tinggal tulang itu mendatangiku untuk menawarkan penggemuk badan.
B. Majas Litotes
Majas litotes merupakan ungkapan gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan tutur kata yang mengindikasikan perendahan diri yang sesungguhnya berlawanan dengan pemaknaan yang sesungguhnya.
Contoh :
1. Mohon bimbingan dari para senior sekalian, saya yang masih hijau dan amatiran ini belumlah bias berbuat apa-apa!
Penjelasan :
Unsur majas litotes pada kalimat di atas ditunjukkan dengan penggunaan kata “hijau dan amatiran.” Peryataan tersebut pada umumnya tidaklah bermaknakan sebenarnya, meskipun tak menutup kemungkinan bahwa kedua kata “hijau dan amatiran” ini juga dapat bermakna denotatif (sebenarnya). Akan tetapi pada dasarnya peryataan tersebut diungkapkan dengan maksud merendah dalam hal etika dan kesantunan.
2. Silahkan mampir ke gubuk tua milik keluarga kami di seberang sungai ini jika tuan ada waktu!
C. Majas Ironi
Majas ironi ialah suatu pengungkapan gaya bahasa baik lisan atau tertulis yang menerangkan makna yang bertolak belakang / berlawanan dengan maksud menyindir secara halus.
Contoh :
1. Tulisan tanganmu bagus sekali, hampir-hampir aku tak mampu untuk membacanya.
Penjelasan :
Pada contoh pertama, majas ironi ditunjukkan pada kalimat “Tulisan tanganmu bagus sekali, hampir-hampir aku tak mampu untuk membacanya.” Peryataan tersebut bermaknakan sebaliknya dari ungkapan berdasarkan bentuk kalimatnya, yakni sesungguhnya tulisan tangan tersebut tidaklah rapi atau bagus, sehingga sulit untuk membacanya.
2. Sungguh kau harum sekali pagi ini, pasti sudah tiga hari tidak mandi ya?
D. Majas Paradoks
Majas paradoks ialah sebuah ungkapan gaya bahasa yang maksud serta tujuannya dapat dijelaskan secara logis meskipun diantara dua hal pada kalimat saling bertentangan satu sama lain.
Contoh :
Dibalik sikapnya yang dingin, kakakku menyimpan rasa sayang yang luar biasa terhadap adiknya.
Penjelasan :
Pada kalimat di atas terdapat dua hal yang berbeda yakni pada penggalan kalimat “Dibalik sikapnya yang dingin” dan “kakakku menyimpan rasa sayang yang luar biasa terhadap adiknya.” Kedua penggalan kalimat tersebut saling bertentangan, namun tetap berada dalam koridor logis yang dapat diterima secara logika.
E. Majas Oksimoron
Majas oksimoron ialah gaya bahasa yang juga merupakan perluasan dari majas paradoks. Namun yang membedakannya ialah pada esensi pertentangan yang diugkapkan dalam satu frase yang serupa / sama.
Contoh :
1. Terlihat jelas cinta dan rindu dalam setiap tingkah egois dan marahmu.
2. Cinta sejati akan selalu setia menemani sehidup semati.
3. Selalu ada hikmah dibalik ujian dalam hidup.
F. Majas Antitesis
Majas antitesis ialah suatu pengungkapan gaya bahasa yang menerangkan suatu hal dengan beberapa kata yang berlawanan makna.
Contoh :
1. Anak-anak ataupun orang dewasa tetap dikenakan tarif yang sama ketika hendak menaiki wahana halilintar di pasar malam itu.
Penjelasan :
Unsur majas antitesis dalam kalimat di atas ditunjukkan pada kata “anak-anak” dan “orang dewasa” yang mempunyai makna yang berlawanan.
2. Dalam hal kepastian hukum, seharusnya miskin dan kaya mendapatkan hak yang sama.
G. Majas Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus ialah sebuah pengungkapan gaya bahasa baik dalam bahasa tulis ataupun lisan yang menerangkan mengenai sesuatu hal yang bertentangan dengan hal lainnya yang sebelumnya telah disebutkan dalam kalimat.
Contoh :
1. Laki-laki dilarang keras memasuki koridor wanita pada bus trans Jakarta, terkecuali anak-anak.
Penjelasan :
Majas kontrakdiksi interminus ditunjukkan dengan adanya pengecualian pada kalimat yang diungkapkan pada penggalan kalimat “kecuali anak-anak.” Penggalan kalimat tersebut dimaksudkan untuk anak-anak berjenis kelamin laki-laki.
2. Dilarang memasuki ruangan ini kecuali staff dan karyawan PT. Anugerah Satria Wardani.
H. Majas Anakronisme
Majas anakronisme ialah sebuah ungkapan bergaya bahasa yang menerangkan tentang pertentangan antara kejadian / peristiwa dengan waktu yang terjadi di dalam wacana atau kalimat. Pada penulisannya (dalam kalimat), majas ini menyisipkan unsur-unsur yang sebelumnya belum pernah ada dengan maksud untuk menghibur (komedi). Perhatikan contoh dalam kalimat berikut :
Contoh :
1. Ketika Fir’aun hendak melihat-lihat gudang gandumnya, ia seringkali mengendarai mobil mewah bersama dengan kolega-koleganya. (pada saat itu belum ada mobil mewah)
2. Para tentara kerajaan Sriwijaya tengah asyik bermain game di handphonenya masing-masing pada saat latihan militer belum dimulai. (Ketika itu belum ada handphone)
Pengertian & Contoh Majas Pertentangan Hiperbola, Litotes, Ironi, Paradoks, Oksimoron
Reviewed by Unknown
on
Februari 01, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: