close
Penjelasan Tentang Lapisan Hidrosfer - Kelas Edukasi

Penjelasan Tentang Lapisan Hidrosfer

Lapisan Hidrosfer - Bumi tersusun dari beberapa komponen lapisan didalamnya yakni, lapisan atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Lapisan atmosfer merupakan salah satu lapisan dengan komponen gas. Lapisan litosfer ialah dengan suatu padatan sedangkan hidrosfer lapisan yang memuat komponen air. Berikut akan dijelaskan mengenai lapisan hidrosfer secara lengkap.

A. Lapisan Hidrosfer

Warna biru merupakan warna yang dominan pada bumi. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa hampir 70% bagian Bumi berwarna biru. Seolah-olah Bumi terselimuti warna biru. Berdasarkan fakta tersebut Bumi juga sering disebut planet biru.

Warna biru menggambarkan perairan yang ada di Bumi. Dengan kata lain, Bumi yang kita huni diselimuti oleh air atau yang sering disebut Hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphaira  yang berarti selimut. Jadi hidrosfer merupakan lapisan air yang menyelimuti Bumi. Hidrosfer tidak hanya meliputi perairan yang luas seperti laut dan samudra. Hidrosfer juga meliputi air di danau, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara.

Air sangat penting bagi kehidupan dan hampir setiap elemen kehidupan memerlukan air untuk melangsungkan kehidupannya. Tumbuhan memerlukan air untuk berfotosintesis sedangkan manusia memerlukan air untuk metabolisme dan memenuhi kebutuhan hidup. Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa air.

Air yang ada di Bumi memiliki sebuah siklus yang dinamakan siklus hidrologi atau siklus air. Siklus hidrologi merupakan sebuah proses daur ulang air secara terus menerus, seperti pada Gambar 5.46.

Lapisan Hidrosfer

Siklus air bermula ketika panas Matahari menguapkan air yang ada di laut dan di permukaan Bumi (evaporasi). Uap air tersebut akan berkumpul di angkasa dan terjadi proses kondensasi (pengembunan) hingga terbentuk awan. Awan tersebut kemudian akan berjalan sesuai dengan arah embusan angin. Penguapan yang terjadi setiap hari mengakibatkan uap yang menjadi awan semakin banyak. Jika awan sudah tidak dapat menampung uap dari evaporasi, maka uap air di awan akan turun sebagai hujan. Air hujan akan mengisi cadangan air yang berada di permukaan Bumi. Proses ini berlangsung terus menerus.



Siklus air ini menjaga ketersediaan air di Bumi. Akan tetapi, curah hujan yang terjadi setiap tahun tidak sama. Ada kalanya curah hujan rendah (sedikit) dan ada kalanya curah hujan tinggi. Apabila curah hujan tinggi simpanan air di permukaan Bumi seperti waduk, danau, atau sungai meluap sehingga berpotensi banjir.

Aliran air yang berlebihan hingga meluap ke daratan disebut banjir. Banjir berasal dari luapan penyimpanan air baik itu danau, waduk, maupun sungai yang tidak mampu menampung jumlah air yang sangat besar. Ketika penyimpanan air sudah penuh, maka air yang harusnya disalurkan ke penyimpanan akan meluap ke daratan sehingga membanjiri daerah sekitarnya.

Banjir dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama, tingginya curah hujan menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Hujan yang terus menerus akan mengakibatkan danau, bendungan, atau sungai penuh dan tidak sanggup lagi menampung air yang masuk. Akibatnya, air akan meluap ke daratan di sekitarnya. 

Kedua, sistem pengelolaan lingkungan yang buruk. Jika sungai yang ada di tengah pemukiman penuh, kemanakah air akan meluap. Akibatnya, jika sungai penuh maka air akan membanjiri pemukiman penduduk. Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan tempat tinggal di suatu daerah sehingga pemukiman di daerah tersebut semakin meluas. Akibatnya, daerah resapan air akan berkurang karena permukaan tanah terlapisi beton dan aspal yang tidak dapat menyerap air. Hal tersebut diperparah oleh penataan bangunan dan wilayah yang tidak memerhatikan sistem pembuangan air. Selain itu, kurangnya pepohonan yang dapat menyerap air juga menjadi penyebab terjadinya banjir.

Perilaku manusia yang membuang sampah di sungai atau saluran pembuangan air akan memicu terjadinya banjir. Sampah yang dibuang sembarangan akan menyumbat aliran air di sungai atau saluran pembuangan. Akibatnya, ketika hujan air tidak akan mengalir. Air terus tertimbun di suatu tempat hingga akhirnya meluap dan menjadi banjir. Selain perilaku membuang sampah sembarangan, pembangunan rumah di bantaran sungai juga dapat memicu banjir. Rumah bantaran sungai dibangun dengan menggunakan tepian sungai. Akibatnya, lebar sungai akan berkurang dan daya tampung sungai tersebut juga ikut berkurang. Ketika hujan terjadi sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah besar. Akhirnya air akan meluap ke daerah sekitar.

Banjir yang melanda suatu daerah dapat memberikan dampak yang serius. Dampak yang ditimbulkan oleh banjir meliputi kerusakan fisik hingga korban jiwa. Banjir dapat merusak bangunan seperti rumah, gedung, jalan raya, atau jembatan. Akibatnya, jalur transportasi terputus dan pengiriman bantuan darurat terhambat.

Banjir juga dapat mengontaminasi sumber air bersih. Biasanya banjir telah bercampur dengan lumpur. Apabila banjir bercampur dengan sumber air bersih, maka air bersih akan terkontaminasi. Akibatnya, sumber air bersih akan menjadi langka. Selain itu, banjir dapat menjadi media penyebaran penyakit seperti diare dan penyakit kulit.

Sebagai penutup, demikianlah Penjelasan Tentang Lapisan Hidrosfer. Mudah-mudahan bermanfaat dan dapat dijadikan rujukan sahabat semua, mimin tunggu kunjungan di artikel berikutnya ya, terima kasih.

Baca juga:
Penjelasan Tentang Lapisan Hidrosfer Penjelasan Tentang Lapisan Hidrosfer Reviewed by Unknown on Februari 24, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.