Aliran
Energi dan Daur Biogeokimia – Di dalam suatu ekosistem terdapat komponen biotik
dan abiotik yang saling melengkapi. Dimana dalam ekosistem tersebut terjadi
proses transfer energi untuk mempertahankan keberlangsungan makhluk hidup
tersebut. Berikut akan dijelaskan tentang aliran energi lebih lengkap!
A. Aliran Energi dan Daur Biogeokimia
Komponen
biotik dan abiotik memiliki banyak peran dalam ekosistem. Selain itu, kedua
komponen tersebut berperan dalam proses aliran energi dan daur biogeokimia.
Aliran energi merupakan proses berpindahnya energi dari satu organisme ke
organisme lainnya. Aliran energi dapat berupa rantai makanan dan jaring-jaring
makanan. Daur biogeokimia merupakan daur perpindahan materi dari komponen
abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.
1. Rantai Makanan dan Jaring Makanan
Dalam
komunitas suatu ekosistem, terjadi proses-proses interaksi di antara anggota
populasi-populasinya. Proses interaksi tersebut contohnya adalah proses saling
makan dan saling dimakan.
Produsen
yang berupa tumbuhan merupakan makanan bagi hewan-hewan herbivora. Hewan-hewan
herbivora tersebut dinamakan konsumen primer. Selanjutnya, hewan-hewan
herbivora akan dimakan oleh hewanhewan karnivora. Hewan-hewan karnivora
tersebut dinamakan konsumen sekunder. Hewan-hewan karnivora dapat dijadikan
makanan oleh hewanhewan karnivora lainnya. Kelompok hewan karnivora yang
memakan hewan karnivora lainnya disebut konsumen tersier.
Proses
makan dan dimakan pada serangkaian organisme disebut sebagai rantai makanan. Dalam
ekosistem, jumlah tingkatan konsumen yang terlibat dalam rantai makanan
biasanya terbatas, pada umumnya empat sampai lima tingkat. Masing-masing
tingkatan tersebut dinamakan tingkatan trofik.
Pada
ekosistem, tumbuhan menempati tingkatan trofik pertama, hewanhewan herbivora
menempati tingkatan trofik kedua, hewan-hewan karnivora menempati tingkatan
trofik ketiga, dan demikian seterusnya.
Dalam
ekosistem, aliran energi biasanya tidak sesederhana seperti yang diuraikan dan
digambarkan di atas. Proses makan dan dimakan pada umumnya tidak terjadi dalam
urutan yang linier, tetapi terjadi dalam proses yang kompleks. Proses rantai
makanan yang saling menjalin dan kompleks tersebut dinamakan jaring makanan.
Hal ini terjadi karena suatu organisme sering kali memiliki jenis makanan yang
banyak.
2. Piramida Ekologi
Dalam
rantai makanan, organisme pada tingkatan trofik rendah memiliki jumlah individu
lebih banyak. Makin tinggi tingkat trofik, makin sedikit jumlah individunya
dalam ekosistem. Jika jumlah individu per satuan luas untuk masing-masing
tingkatan tropik digambarkan dalam histogram, akan membentuk semacam piramida
yang disebut piramida jumlah.
Piramida-piramida
jumlah pada ekosistem-ekosistem yang berbeda tidak dapat dibandingkan satu
dengan yang lain. Hal tersebut karena pada masing-masing ekosistem,
individu-individu yang terlibat di dalamnya tidak sama. Oleh karena itu, muncul
yang disebut piramida biomassa. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan
perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu yang diukur dalam gram.
Dari
gambar tersebut, dapat diartikan bahwa semakin rendah tingkatan trofik, makin
besar biomassanya. Suatu biomassa produsen yang besar, dapat menyokong hidup herbivora
dengan biomassa yang lebih kecil.
Piramida
biomassa terkadang tidak memberi informasi aliran energi yang cukup pada
ekosistem tertentu. Oleh karena itu, piramida energi dibuat berdasarkan
penelitian yang mendalam mengenai aliran energi dan mampu memberikan gambaran
akurat mengenai aliran energi. Dalam piramida energi terdapat pengurangan
energi dalam tiap tingkat trofik yang terjadi karena beberapa makanan tidak
dicerna sempurna menjadi energi. Hanya bagian tertentu dari makanan yang dapat
dimakan dan hanya sebagian makanan yang disimpan dalam tubuh karena sisanya
digunakan sebagai energi.
3. Daur Biogeokimia
Pada
waktu produsen dimakan oleh konsumen pertama, materi akan berpindah ke konsumen
kedua. Dalam respirasi, karbohidrat akan diubah kembali menjadi CO2
dan air. Akan tetapi, mineral yang terikat dalam biomassa akan berpindah terus
melalui masing-masing tingkatan trofik. Pada waktu organisme mati, kemudian
diuraikan oleh pengurai, energinya akan habis, sedangkan mineral akan diubah
menjadi bahan anorganik. Mineral anorganik ini kemudian akan dimanfaatkan
kembali oleh produsen untuk membentuk biomassanya. Begitulah seterusnya terjadi
berulang hingga membentuk suatu daur. Daur materi yang terjadi di alam disebut
daur biogeokimia. Daur ini dapat dibedakan berdasarkan materi atau mineral
anorganiknya menjadi daur air, daur karbon, daur nitrogen, dan daur fosfor.
a.
Daur
Air
Air sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena makhluk hidup umumnya mengandung air. Seperti daur
lainnya, daur air tidak berawal dan tidak berujung. Air yang turun ke bumi
berasal dari hujan maupun pencairan es yang membeku. Sebagian air tersebut
diserap oleh tumbuhan melalui akar. Setelah beberapa waktu, air dilepaskan
dalam bentuk uap air melalui proses transpirasi pada daun. Sebagian lagi
diminum hewan dan manusia, kemudian dilepaskan selama respirasi dan ekskresi.
Sebagian air hujan jatuh di kolam
atau sungai yang menuju lautan. Air hujan juga diserap oleh tanah dan mengalir
di bawah tanah menuju laut. Sebagian besar air akan terkumpul di laut. Proses
penguapan air atau evaporasi juga akan terjadi di laut. Melalui evaporasi, uap
air akan berkumpul di udara dalam bentuk awan dan akan turun lagi dalam bentuk
hujan atau salju. Perhatikan gambar berikut :
a.
Daur
Karbon
Karbon dioksida yang
banyak terdapat di atmosfer merupakan hasil dari respirasi manusia, hewan,
erupsi vulkanik (letusan gunung), dan hasil pembakaran. Fotosintesis pada
tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai bahan bakunya untuk membentuk
molekul organik. Molekul organik, seperti selulosa dan karbohidrat lainnya akan
digunakan oleh hewan dan manusia melalui proses. Jika hewan atau manusia
memakan tumbuhan tersebut, komponen karbon menjadi bagian tubuhnya.
Sebagian karbon
dikeluarkan hewan dan manusia melalui ekskresi dan defekasi. Jasad hewan maupun
tumbuhan akan diuraikan oleh pengurai yang melepas karbon dioksida ke atmosfer.
Terkadang tidak semua hewan dan tumbuhan terurai, namun menjadi fosil seperti batu
bara, minyak bumi, dan gas. Bahan-bahan ini akhirnya kembali ke atmosfer karena
pengeboran dan penggunaan oleh manusia.
b.
Daur
Nitrogen
Nitrogen merupakan
elemen penting bagi tubuh karena merupakan pembentuk protein dan asam nukleat.
Meski 78% udara di atmosfer adalah nitrogen, namun secara biologis tidak aktif.
Hanya sebagian organisme, seperti bakteri dan Cyanobacteria yang dapat
menggunakan nitrogen bebas di udara.
Bakteri, seperti Azotobacter sp. mengubah nitrogen di
atmosfer menjadi amonia (NH3). Amonia diubah menjadi senyawa ion
nitrit (NO2-) oleh bakteri tanah yang disebut juga bakteri nitrit.
Kemudian, diubah lagi menjadi ion nitrat (NO3-). Kemudian, tumbuhan
akan menyerap senyawa ion nitrit untuk diubah menjadi molekul organik, seperti
nukleotida dan asam amino.
Jika tanaman dimakan
hewan atau manusia, asam amino akan dimanfaatkan. Sebagian akan dikeluarkan
dalam bentuk amino sebagai sisa katabolisme. Setelah hewan dan tumbuhan mati,
nitrat diubah menjadi amino lalu menjadi nitrogen bebas oleh bakteri
denitrifikasi, seperti Nitrosomonas
dan Nitrosococcus.
c.
Daur
Fosfor
Makhluk hidup memerlukan fosfor
sebagai pembentuk asam nukleat, fosfolipid, dan ATP, serta penyusun tulang dan
gigi (pada hewan tingkat tinggi). Di alam, fosfat berada dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfor organik pada makhluk hidup dan senyawa fosfat anorganik
(PO43+) pada air dan tanah. Fosfat yang terkandung di
bebatuan terkikis oleh air hujan dan mengendap di tanah. Tumbuhan menggunakan
dan membentuknya menjadi senyawa organik bagi konsumen. Melalui ekskresi dan
aktivitas dekomposer, fosfat tersebut kembali ke tanah.
Penjelasan Aliran Energi dan Daur Biogeokimia
Reviewed by Unknown
on
Maret 10, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: