Daftar Isi:
A. Latar Belakang
Rasulullah ﷺ adalah petunjuk umat untuk menuju kebahagian akhirat yang kekal. Mempelajari sejarah atau kisah beliau merupakan inspirasi bagi pengikutnya, di bawah ini beberapa penjelasan tentang kondisi Agama-agama sebelum Nabi Muhammad berdakwah untuk menyampaikan Risalah mulia dari Allah SWT.berikut ini penjelasan singkat tentang kondisi Agama sebelum beliau diutus:
Kondisi agama sebelum Nabi |
Sebelum muncul cahaya
Islam yang agung, hak asasi manusia menjadi hal yang tak dihiraukan dalam
periode sejarah manusia, baik dalam urusan agama, ekonomi, politik, dan sosial. Hidup menderita karena kekacauan telah merata dirasakan dalam segala
urusan kehidupan. Ajaran jahiliyah telah menguasai keyakinan, pemikiran,
persepsi, dan jiwa sehingga kebodohan, hawa nafsu, dekadensi, pelacuran,
tindakan aniaya, dan sewenang-wenang menjadi wajah ajaran jahiliyah yang paling
menonjol.
B. Pembagian Agama
Pengaruh
agama samawi terhadap kehidupan telah hilang atau hampir hilang karena telah
mengalami penyimpangan, perubahan, dan pergantian yang membuat mereka
kehilangan nilai pentingnya, yaitu sebagai risalah Allah kepada makhluk-Nya.
Sementara itu, penduduknya disibukkan dengan konflik teori akidah yang
disebabkan oleh masuknya pemikiran-pemikiran manusia dan persepsi-persepsi
buruk terhadap agama, hingga menyebabkan peperangan yang berkecambuk di antara
mereka. Dan selebihnya dari mereka yang tidak mengubah dan tidak mengganti itu
sangat sedikit. Mereka lebih suka mengasingkan diri dengan harapan dapat
menyelamatkan diri karena putus asa tidak mampu melakukan perbaikan. Kerusakan
itu telah melanda segala jenis dan ras umat manusia, serta masuk dalam segala
bidang tanpa kecuali.
Dalam
bidang agama, anda mendapati orang-orang telah murtad dari agama, atau belum
masuk agama sama sekali, atau terjebak dalam distorsi agama-agama samawi.
Sementara itu dalam bidang hukum syariat, orang-orang telah membuang hukum
Allah di belakang mereka. Lantas mereka menciptakan sendiri undang-undang dan
hukum yang tidak diizinkan oleh Allah yang bertentangan dengan nalar dan
naluri.
Para
pemimpin, yaitu para pejabat, rahib, pendeta, kepala daerah, dan raja datang
membawa kerusakan. Dunia pun berada dalam kegelapan kelam, disebabkan
penyimpangan besar dari manhaj Allah.
Baca Juga: Kisah Lengkap Abdul Muthalib Kakek Nabi Muhammad ﷺ Menggali Sumur Zamzam
Berikut ini, pembagian
agama dan kondisinya sebelum Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk berdakwah menyebarkan Islam ke seluruh
penjuru dunia:
1. Agama Yahudi
Agama
ini seolah hanyalah kumpulan ritual dan tradisi yang tidak memiliki jiwa atau
hidup. Ajarannya banyak terpengaruh oleh ajaran umat-umat yang berdekatan dan
berpotongan dengannya yang jatuh di bawah kekuasaannya, sehingga ia banyak
mengambil banyak adat dan tradisi jahiliyahnya, yaitu menyembah berhala. Hal
itu telah diakui oleh para sejarawan Yahudi. Dalam Ensiklopedia Yahudi
disebutkan, “Kebencian dan kemarahan para nabi terhadap penyembahan berhala
menunjukkan bahwa penyembahan berhala dan dewa-dewa telah masuk ke dalam hati
orang-orang Bani Israel dan belum dicabut sampai akar-akarnya. Hingga hari mereka
kembali dari evakuasi dan pengasingan di
Babilonia, mereka telah menganut keyakinan khurafat (takhayul/legenda) dan
kesyirikan.
Dalam
kitab Talmud (kitab suci orang Yahudi) juga dinyatakan bahwa dalam penyembahan
berhala ada daya tarik khusus bagi orang-orang Yahudi.”
Sebelum
Nabi Muhammad diutus, masyarakat Yahudi telah mengalami penurunan daya pikir
dan kerusakan keagamaan. Jika Anda membaca kitab Talmud Babilonia yang
berlebihan mengkultuskan orang Yahudi dan yang pernah beredar di antara orang
Yahudi pada abad keenam Masehi, Anda akan menemukan di dalamnya contoh-contoh
aneh, seperti lemah akal, lemah perkataan, berani kepada Allah, menyia-nyiakan
kebenaran, dan bermain-main dengan agama dan akal pikiran.
2. Agama Kristen
Agama
Kristen telah diuji dengan perubahan/pendistorsian oleh orang-orang jahat,
penafsiran orang-orang bodoh, serta menghilangnya cahaya tauhid dan keikhlasan
ibadah karena Allah di balik awan tebal. Dan terjadilah peperangan antara orang
Kristen Syam dan Irak, dengan orang Kristen Mesir mengenai kebenaran Yesus dan
perangainya sehingga rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan gereja-gereja berubah
menjadi tempat perkemahan prajurit. Selain itu, muncul juga pemujaan
berhala/paganisme dalam masyarakat Kristen dalam wujud yang berbeda dan beraneka
warna. Dalam sejarah agama Kristen dalam ilmu pengetahuan kontemporer
disebutkan:
“Pemujaan
berhala telah berakhir, namun belum sampai sempurna pemusnahannya. Bahkan,
telah merambah ke dalam jiwa dan parahnya segala sesuatunya berlanjut di dalamnya
atas nama Kristen. Maka orang-orang yang berlepas diri dari tuhan-tuhan mereka
dan pahlawan-pahlawan mereka, dan meninggalkannya, mereka mengambil seorang
pahlawan dari sekian pahlawan mereka yang gugur. Mereka memberinya gelar
ketuhanan/dewa, kemudian mereka membuatnya patung. Demikianlah kesyirikan dan
penyembahan berhala ini berpindah kepada kepada mereka para pahlawan setempat
itu. Tidak sampai berakhir abad itu hingga tersebar merata penyembahan para
pahlawan dan para pendeta suci, dan terbentuklah sebuah keyakinan baru, yaitu
bahwa para pendeta suci membawa sifat ketuhanan/dewa. Dan mereka para pendeta
dan orang-orang suci itu menjadi makhluk perantara antara tuhan dan manusia
yang membawa sifat ketuhanan/dewa, berdasarkan keyakinan-keyakinan Arianisme.
Mereka menjadi simbol kesucian abad-abad pertengahan, kesalehannya dan
kesuciannya. Kemudian nama-nama hari raya para penyembah berhala diubah dengan
nama-nama baru. Hingga pada tahun 400 M hari raya matahari yang lama berganti
menjadi hari raya kelahiran Yesus Kristus.”
Baca juga: Peristiwa Lengkap Turunnya Wahyu Pertama Kali Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Baca juga: Peristiwa Lengkap Turunnya Wahyu Pertama Kali Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Dan
dalam Ensiklopedia Baru Katolik disebutkan, “Keyakinan bahwa satu Tuhan terdiri
dari tiga pribadi telah berjalan cepat di dalam kehidupan dunia dan pemikiran
umat Kristen, sejak seperempat akhir abad keempat. Dan hal ini masih
berlangsung, seperti sebuah keyakinan yang resmi yang telah diterima dan
pedoman umat Kristen di segala penjuru dunia. Misteri dan rahasia di balik
perkembangan doktrin Trinitas tidak terungkap kecuali pada pertengahan kedua
abad kesembilan belas Masehi.
Sungguh
telah terjadi peperangan antar umat Kristen. Mereka saling mengkafirkan satu
sama lain dan saling membunuh. Dan umat Kristen satu sama lain disibukkan dari
memerangi kerusakan, memperbaiki kondisi, dan mengajak umat-umat lain kepada
apa yang bisa membuat kebaikan bagi manusia.
3. Agama Majusi
Sejak
zaman dahulu mereka telah dikenal menyembah unsur-unsur alam, terutama yaitu
api. Dan rumah-rumah api tersebar di semua negeri. Mereka tetap menyembahnya
dan membangun tempat-tempat peribadatan dan kuil-kuil. Mereka memiliki etika
dan peraturan ketat di dalam tempat peribadatan, sedangkan di luar itu para
pengikutnya bebas untuk berjalan semau mereka. Tidak ada perbedaan antara
mereka dengan yang tidak beragama.
Sejarawan
Denmark menggambarkan tingkat pemimpin agama dan tugas mereka menurut agama
Majusi dalam bukunya Irản fi ‘Ahdi As-Sảsảniyỉn dia menuturkan, “Adalah
wajib bagi mereka para pekerja untuk menyembah matahari empat kali dalam sehari
dan ditambah lagi menyembah bulan, api, dan air. Mereka diwajibkan untuk
membaca doa-doa khusus ketika akan tidur, bangun tidur, mandi, memakai ikat
pinggang, makan, bersin, mencukur rambut, memotong kuku, BAB, dan menyalakan
lampu. Mereka diperintahkan untuk tidak membiarkan api padam, tidak boleh
membiarkan api dan air bersentuhan satu sama lain, dan tidak boleh membiarkan
logam berkarat, karena menurut mereka logam itu suci.”
Penduduk
Iran ketika melakukan ritual ibadah, mereka menghadap api. Yazdegerd (raja
Sassania terakhir) pernah satu kali bersumpah dengan menyebut matahari, dia
berkata, “Saya bersumpah demi matahari, yang mana ia adalah Tuhan yang paling
agung.” Orang Majusi telah menganut paganisme/menyembah berhala di setiap zaman, dan hal itu menjadi sebuah
syiar untuk mereka. Maka mereka meyakini adanya dua tuhan, yang satu adalah
dewa cahaya, atau dewa kebaikan, dan yang kedua adalah dewa kegelapan, atau
dewa kejahatan.
4. Agama Budha
Di India dan Asia Tengah,
mereka telah mengubah cara penyembahan berhala dengan cara membawa
patung-patung bersamanya ke mana mereka pergi. Mereka juga membangun
candi-candi dan mendirikan patung-patung Budha, di tempat mereka berdiam dan
menetap.
5. Brahmanisme
Brahmanisme adalah agama
India asli yang ditandai dengan banyaknya sesembahan dan dewa-dewa. Agama ini
mencapai puncaknya pada abad keenam Masehi. Tidak diragukan lagi bahwa kedua
agama, Hindu dan Budha adalah sama-sama pemuja berhala. Dunia yang ditempati
dari laut Atlantik sampai Samudra Pasifik tenggelam dalam penyembahan berhala. Seakan-akan
agama Kristen, Yahudi, Budha, dan Brahmanisme, berlomba-lomba dalam
mengagungkan dan mengkultuskan berhala. Mereka bagaikan seekor kuda taruhan
yang berlari dalam satu arena.
Nabi ﷺ telah mengisyaratkan akan
meratanya kerusakan ini yang melanda semua jenis dan semua bidang tanpa
terkecuali. Pada suatu hari, Nabi ﷺ bersabda dalam khotbahnya:
أَلَا إِنَّ رَبِّي أَمَرَنِي أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا
جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِي يَوْمِي هَذَا كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا
حَلاَلٌ وَإنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلُّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ
الشَّيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا
أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَالَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
وَإِنَّ اللهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ
إلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ اْلكِتَابِ
“Ingatlah, sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan kalian apa yang tidak kalian ketahui, yang telah Dia ajarkan kepadaku pada hari ini: Semua harta yang telah aku berikan pada hamba itu hala, dan sesunggunya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya. Namun, mereka didatangi oleh setan, lalu setan-setan itu menjauhkan mererka dari agamanya, mengharamkan yang telah Aku halalkan bagi mereka, dan menyuruh mereka agar menyekutukan-Ku yang Aku sendiri tidak menurunkan hujjah untuk itu. Sesungguhnya Allah memandang kepada penduduk bumi lalu Allah membenci mereka, baik orang Arab maupun ajam, kecuali sisa-sisa dari ahli Kitab.”
Hadits tersebut
mengisyaratkan penyimpangan manusia di berbagai aspek, seperti menyekutukan
Allah, meninggalkan syariat-Nya, binasanya orang-orang shaleh yang membawa
agama-agama samawi, serta kejenuhan mereka kepada orang-orang atas kesesatan
mereka.
(Sumber: Sirah Nabawiyah, Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Hal. 17.)
Mungkin itu saja yang dapat mimin tulis, Semoga artikel di atas membantu sobat-sobat yang sedang mencari referensi Sirah Nabawiyah terbaik. Jangan lupa kunjungi artikel berikutnya ya, klik di sini.
Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ
Reviewed by Ahmad Sobri
on
November 18, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: