close
Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ - Kelas Edukasi

Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ


 Daftar Isi:

  1. Latar Belakang
  2. Pembagian Agama
  3. Agama Yahudi
  4. Agama Kristen
  5. Agama Majusi
  6. Agama Budha
  7. Brahmanisme


A. Latar Belakang

Rasulullah ﷺ adalah petunjuk umat untuk menuju kebahagian akhirat yang kekal. Mempelajari sejarah atau kisah beliau merupakan inspirasi bagi pengikutnya, di bawah ini beberapa penjelasan tentang kondisi Agama-agama sebelum Nabi Muhammad berdakwah untuk menyampaikan Risalah mulia dari Allah SWT.

berikut ini penjelasan singkat tentang kondisi Agama sebelum beliau diutus:



Kondisi agama sebelum Nabi
Kondisi agama sebelum Nabi



Sebelum muncul cahaya Islam yang agung, hak asasi manusia menjadi hal yang tak dihiraukan dalam periode sejarah manusia, baik dalam urusan agama, ekonomi, politik, dan sosial. Hidup menderita karena kekacauan telah merata dirasakan dalam segala urusan kehidupan. Ajaran jahiliyah telah menguasai keyakinan, pemikiran, persepsi, dan jiwa sehingga kebodohan, hawa nafsu, dekadensi, pelacuran, tindakan aniaya, dan sewenang-wenang menjadi wajah ajaran jahiliyah yang paling menonjol.


B. Pembagian Agama

Pengaruh agama samawi terhadap kehidupan telah hilang atau hampir hilang karena telah mengalami penyimpangan, perubahan, dan pergantian yang membuat mereka kehilangan nilai pentingnya, yaitu sebagai risalah Allah kepada makhluk-Nya. Sementara itu, penduduknya disibukkan dengan konflik teori akidah yang disebabkan oleh masuknya pemikiran-pemikiran manusia dan persepsi-persepsi buruk terhadap agama, hingga menyebabkan peperangan yang berkecambuk di antara mereka. Dan selebihnya dari mereka yang tidak mengubah dan tidak mengganti itu sangat sedikit. Mereka lebih suka mengasingkan diri dengan harapan dapat menyelamatkan diri karena putus asa tidak mampu melakukan perbaikan. Kerusakan itu telah melanda segala jenis dan ras umat manusia, serta masuk dalam segala bidang tanpa kecuali.

Dalam bidang agama, anda mendapati orang-orang telah murtad dari agama, atau belum masuk agama sama sekali, atau terjebak dalam distorsi agama-agama samawi. Sementara itu dalam bidang hukum syariat, orang-orang telah membuang hukum Allah di belakang mereka. Lantas mereka menciptakan sendiri undang-undang dan hukum yang tidak diizinkan oleh Allah yang bertentangan dengan nalar dan naluri.
Para pemimpin, yaitu para pejabat, rahib, pendeta, kepala daerah, dan raja datang membawa kerusakan. Dunia pun berada dalam kegelapan kelam, disebabkan penyimpangan besar dari manhaj Allah. 

Baca Juga: Kisah Lengkap Abdul Muthalib Kakek Nabi Muhammad ﷺ Menggali Sumur Zamzam


Berikut ini, pembagian agama dan kondisinya sebelum Nabi Muhammad  diutus untuk berdakwah menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia:

1.  Agama Yahudi

Agama ini seolah hanyalah kumpulan ritual dan tradisi yang tidak memiliki jiwa atau hidup. Ajarannya banyak terpengaruh oleh ajaran umat-umat yang berdekatan dan berpotongan dengannya yang jatuh di bawah kekuasaannya, sehingga ia banyak mengambil banyak adat dan tradisi jahiliyahnya, yaitu menyembah berhala. Hal itu telah diakui oleh para sejarawan Yahudi. Dalam Ensiklopedia Yahudi disebutkan, “Kebencian dan kemarahan para nabi terhadap penyembahan berhala menunjukkan bahwa penyembahan berhala dan dewa-dewa telah masuk ke dalam hati orang-orang Bani Israel dan belum dicabut sampai akar-akarnya. Hingga hari mereka kembali dari evakuasi  dan pengasingan di Babilonia, mereka telah menganut keyakinan khurafat (takhayul/legenda) dan kesyirikan.

Dalam kitab Talmud (kitab suci orang Yahudi) juga dinyatakan bahwa dalam penyembahan berhala ada daya tarik khusus bagi orang-orang Yahudi.”
Sebelum Nabi Muhammad diutus, masyarakat Yahudi telah mengalami penurunan daya pikir dan kerusakan keagamaan. Jika Anda membaca kitab Talmud Babilonia yang berlebihan mengkultuskan orang Yahudi dan yang pernah beredar di antara orang Yahudi pada abad keenam Masehi, Anda akan menemukan di dalamnya contoh-contoh aneh, seperti lemah akal, lemah perkataan, berani kepada Allah, menyia-nyiakan kebenaran, dan bermain-main dengan agama dan akal pikiran.

2.  Agama Kristen


Agama Kristen telah diuji dengan perubahan/pendistorsian oleh orang-orang jahat, penafsiran orang-orang bodoh, serta menghilangnya cahaya tauhid dan keikhlasan ibadah karena Allah di balik awan tebal. Dan terjadilah peperangan antara orang Kristen Syam dan Irak, dengan orang Kristen Mesir mengenai kebenaran Yesus dan perangainya sehingga rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan gereja-gereja berubah menjadi tempat perkemahan prajurit. Selain itu, muncul juga pemujaan berhala/paganisme dalam masyarakat Kristen dalam wujud yang berbeda dan beraneka warna. Dalam sejarah agama Kristen dalam ilmu pengetahuan kontemporer disebutkan:
“Pemujaan berhala telah berakhir, namun belum sampai sempurna pemusnahannya. Bahkan, telah merambah ke dalam jiwa dan parahnya segala sesuatunya berlanjut di dalamnya atas nama Kristen. Maka orang-orang yang berlepas diri dari tuhan-tuhan mereka dan pahlawan-pahlawan mereka, dan meninggalkannya, mereka mengambil seorang pahlawan dari sekian pahlawan mereka yang gugur. Mereka memberinya gelar ketuhanan/dewa, kemudian mereka membuatnya patung. Demikianlah kesyirikan dan penyembahan berhala ini berpindah kepada kepada mereka para pahlawan setempat itu. Tidak sampai berakhir abad itu hingga tersebar merata penyembahan para pahlawan dan para pendeta suci, dan terbentuklah sebuah keyakinan baru, yaitu bahwa para pendeta suci membawa sifat ketuhanan/dewa. Dan mereka para pendeta dan orang-orang suci itu menjadi makhluk perantara antara tuhan dan manusia yang membawa sifat ketuhanan/dewa, berdasarkan keyakinan-keyakinan Arianisme. Mereka menjadi simbol kesucian abad-abad pertengahan, kesalehannya dan kesuciannya. Kemudian nama-nama hari raya para penyembah berhala diubah dengan nama-nama baru. Hingga pada tahun 400 M hari raya matahari yang lama berganti menjadi hari raya kelahiran Yesus Kristus.”

Baca juga: Peristiwa Lengkap Turunnya Wahyu Pertama Kali Kepada Nabi Muhammad ﷺ

Dan dalam Ensiklopedia Baru Katolik disebutkan, “Keyakinan bahwa satu Tuhan terdiri dari tiga pribadi telah berjalan cepat di dalam kehidupan dunia dan pemikiran umat Kristen, sejak seperempat akhir abad keempat. Dan hal ini masih berlangsung, seperti sebuah keyakinan yang resmi yang telah diterima dan pedoman umat Kristen di segala penjuru dunia. Misteri dan rahasia di balik perkembangan doktrin Trinitas tidak terungkap kecuali pada pertengahan kedua abad kesembilan belas Masehi.

Sungguh telah terjadi peperangan antar umat Kristen. Mereka saling mengkafirkan satu sama lain dan saling membunuh. Dan umat Kristen satu sama lain disibukkan dari memerangi kerusakan, memperbaiki kondisi, dan mengajak umat-umat lain kepada apa yang bisa membuat kebaikan bagi manusia.

3.  Agama Majusi

Sejak zaman dahulu mereka telah dikenal menyembah unsur-unsur alam, terutama yaitu api. Dan rumah-rumah api tersebar di semua negeri. Mereka tetap menyembahnya dan membangun tempat-tempat peribadatan dan kuil-kuil. Mereka memiliki etika dan peraturan ketat di dalam tempat peribadatan, sedangkan di luar itu para pengikutnya bebas untuk berjalan semau mereka. Tidak ada perbedaan antara mereka dengan yang tidak beragama.

Sejarawan Denmark menggambarkan tingkat pemimpin agama dan tugas mereka menurut agama Majusi dalam bukunya Irản fi ‘Ahdi As-Sảsảniyỉn dia menuturkan, “Adalah wajib bagi mereka para pekerja untuk menyembah matahari empat kali dalam sehari dan ditambah lagi menyembah bulan, api, dan air. Mereka diwajibkan untuk membaca doa-doa khusus ketika akan tidur, bangun tidur, mandi, memakai ikat pinggang, makan, bersin, mencukur rambut, memotong kuku, BAB, dan menyalakan lampu. Mereka diperintahkan untuk tidak membiarkan api padam, tidak boleh membiarkan api dan air bersentuhan satu sama lain, dan tidak boleh membiarkan logam berkarat, karena menurut mereka logam itu suci.”

Penduduk Iran ketika melakukan ritual ibadah, mereka menghadap api. Yazdegerd (raja Sassania terakhir) pernah satu kali bersumpah dengan menyebut matahari, dia berkata, “Saya bersumpah demi matahari, yang mana ia adalah Tuhan yang paling agung.” Orang Majusi telah menganut paganisme/menyembah berhala di setiap zaman, dan hal itu menjadi sebuah syiar untuk mereka. Maka mereka meyakini adanya dua tuhan, yang satu adalah dewa cahaya, atau dewa kebaikan, dan yang kedua adalah dewa kegelapan, atau dewa kejahatan.



4.  Agama Budha

Di India dan Asia Tengah, mereka telah mengubah cara penyembahan berhala dengan cara membawa patung-patung bersamanya ke mana mereka pergi. Mereka juga membangun candi-candi dan mendirikan patung-patung Budha, di tempat mereka berdiam dan menetap.

5.  Brahmanisme

Brahmanisme adalah agama India asli yang ditandai dengan banyaknya sesembahan dan dewa-dewa. Agama ini mencapai puncaknya pada abad keenam Masehi. Tidak diragukan lagi bahwa kedua agama, Hindu dan Budha adalah sama-sama pemuja berhala. Dunia yang ditempati dari laut Atlantik sampai Samudra Pasifik tenggelam dalam penyembahan berhala. Seakan-akan agama Kristen, Yahudi, Budha, dan Brahmanisme, berlomba-lomba dalam mengagungkan dan mengkultuskan berhala. Mereka bagaikan seekor kuda taruhan yang berlari dalam satu arena.

Nabi  telah mengisyaratkan akan meratanya kerusakan ini yang melanda semua jenis dan semua bidang tanpa terkecuali. Pada suatu hari, Nabi  bersabda dalam khotbahnya:

أَلَا  إِنَّ رَبِّي أَمَرَنِي أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِي يَوْمِي هَذَا كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلاَلٌ وَإنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلُّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَالَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا وَإِنَّ اللهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ اْلكِتَابِ

“Ingatlah, sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan kalian apa yang tidak kalian ketahui, yang telah Dia ajarkan kepadaku pada hari ini: Semua harta yang telah aku berikan pada hamba itu hala, dan sesunggunya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya. Namun, mereka didatangi oleh setan, lalu setan-setan itu menjauhkan mererka dari agamanya, mengharamkan yang telah Aku halalkan bagi mereka, dan menyuruh mereka agar menyekutukan-Ku yang Aku sendiri tidak menurunkan hujjah untuk itu. Sesungguhnya Allah memandang kepada penduduk bumi lalu Allah membenci mereka, baik orang Arab maupun ajam, kecuali sisa-sisa dari ahli Kitab.” (HR Muslim 5109)

Hadits tersebut mengisyaratkan penyimpangan manusia di berbagai aspek, seperti menyekutukan Allah, meninggalkan syariat-Nya, binasanya orang-orang shaleh yang membawa agama-agama samawi, serta kejenuhan mereka kepada orang-orang atas kesesatan mereka. 


(Sumber: Sirah Nabawiyah, Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Hal. 17.)

Mungkin itu saja yang dapat mimin tulis, Semoga artikel di atas membantu sobat-sobat yang sedang mencari referensi Sirah Nabawiyah terbaik. Jangan lupa kunjungi artikel berikutnya ya, klik di sini.

Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ  Reviewed by Ahmad Sobri on November 18, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.