Sirah Nabawiyah - Peristiwa penting sebelum kelahiran Nabi Muhammad ﷺ di
antaranya adalah kisah Abdul Muthalib menggali sumur zamzam. Beliau merupakan
salah satu kepala suku Quraisy yang memegang jabatan sebagai pemegang kunci ka’bah.
Dan Abdul Muthalib juga menjadi orang yang terpandang dalam suku Quraisy beliau
memegang jabatan sebagai penjaga sumur Zamzam. Kisah Abdul Muthalib bertugas
sebagai pengurus sumur air Zamzam banyak sekali artikel yang membahas tentang
itu. Tapi, kisah Abdul Muthalib lengkap cuma ada di sini.
Sumur Zamzam |
Kisah Abdul Muthalib, Kakek Nabi Muhammad ﷺ, Menggali Sumur Zamzam
Syaikh Ibrahim Al-‘Ali
dalam kitabnya yang berjudul Shahih Sirah
An-Nabawiyah menyebutkan riwayat yang shahih tentang kisah ‘Abdul Muthalib
yang menggali sumur Zamzam dari hadits ‘Ali bin Abi Thalib. Ia meriwayatkan,
‘Abdul Muthalib berkata, “Saya sedang tidur di dekat Hijr Ismail, tiba-tiba ada
yang datang dan berkata kepadaku, ‘Galihlah thayyibah
(yang baik/nama Madinah).’ Aku berkata, ‘Apa itu thayyibah?’ Kemudian ia menghilang dariku.
Ia melanjutkan, “Keesokan
harinya aku kembali ke tempat tidurku dan aku tidur di situ, lalu ia
mendatangiku lagi dan berkata, Galihlah burrah
(kebaikan/kesucian).’ Aku berkata, ‘Apa itu burrah?’
Kemudian ia menghilang dariku.
Lantas keesokan harinya
aku kembali ke tempat tidurku dan tidur di situ, lalu ia mendatangiku lagi dan
berkata, ‘Galihlah madhnunah (yang
berharga).’ Aku bertanya, ‘Apa itu madhnunah?’
Kemudian ia menghilang.
Baca juga: Sirah Nabawiyah - Asal Leluhur Bangsa Arab
Keesokan harinya aku
kembali ke tempat tidurku dan tidur di situ, lalu ia mendatangiku lagi dan
berkata, ‘Galihlah Zamzam.’ Aku
berkata, ‘Apa itu Zamzam?’ Ia
berkata, ‘Tidak terkuras/tidak habis selamanya dan tidak menjelekkan, air minum
para jama’ah haji. Ia berada antara kotoran dan darah, di dekat tempat
bertelurnya burung gagak yang betisnya berwarna putih, di dekat kerumunan
semut’.”
‘Ali bin Abi Thalib
melanjutkan, “Ketika telah dijelaskan persoalannya dan ditunjukkan tempatnya,
dan ia tahu bahwa yang datangdalam mimpinya itu berkata benar, ia pergi
pagi-pagi dengan membawa cangkul bersama putranya, Harits bin ‘Abdul Muthalib.
Ketika itu, ia tidak mempunyai anak selain dia. Lantas ia pun menggali di
tempat yang ditunjuk. Ketiak tampak terlihat tepi sumur oleh ‘Abdul Muthalib,
ia pun bertakbir. Maka orang Quraisy pun tahu bahwa ia telah mendapati hajatnya
lalu mereka menemuinya.
Baca juga: Peristiwa Lengkap Turunnya Wahyu Pertama Kali Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Baca juga: Peristiwa Lengkap Turunnya Wahyu Pertama Kali Kepada Nabi Muhammad ﷺ
Mereka berkata, ‘Wahai
‘Abdul Muthalib, sesungguhnya itu adalah sumur milik bapak kami Ismail, dan
kami mempunyai hak di dalamnya. Maka serahkanlah kami dalam hak kepemilikan di
dalmnya bersamamu.’ Ia berkata, ‘Aku tidak bisa, persoalan ini telah dikhususkan
untukku, tidak menyertai kalian, dan telah diberikan kepadaku di antara kalian
semua.’ Mereka berkata, ‘Kalau begitu bagi dua dengan kami, kami tidak akan
meninggalkanmu hingga kami berdebat denganmu dalam hal itu.’ Ia berkata, ‘Kalau
begitu datangkanlah seseorang terserah kalian yang akan jadi hakim antara aku
dengan kalian.’ Mereka berkata, ‘Seorang pendeta perempuan dari Bani Sa’ad bin
Hudzaim .’ Ia berkata, ‘Baiklah.’ Pendeta perempuan itu adalah orang paling
terhormat dari Syam.
Lalu ‘Abdul Muthalib
menaiki kendaraan bersama seseorang dari bani ayahnya, dari Bani ‘Abdu Manaf,
dan seseorang dari setiap suku Quraisy ikut menaiki kendaraan. Lalu mereka pun
berangkat. Bumi yang dilaluinya ketika itu sangat tandus, hingga ketika mereka
telah di satu tempat, perbekalan air ‘Abdul Muthalib dan para sahabatnya habis.
Mereka pun kehausan hingga merasa yakin akan mati. Orang-orang yang ikut
bersama mereka meminta minum tapi menolak dan berkata, ‘Kita sedang berada di
tempat yang tandus dan kami khawatir diri kami akan bernasib sama seperti yang
menimpa teman-teman kalian.’
Lalu ‘Abdul Muthalib
berkata, ‘Menurut saya, setiap orang dari kalian menggali lubang untuk dirinya
dengan kekuatannya masing-masing sekarang. Setiap kali ada seseorang mati maka
ia menyerahkannya pada temannya di lubang galiannya kemudian menguburkannya,
hingga tersisa akhir dari mereka adalah satu orang, maka kehilangan satu orang
lebih ringan daripada kehilangan satu kafilah semuanya.’ Mereka pun berkata, ‘Alangkah
bagusnya pendapatmu itu.’
Maka setiap orang
menggali lubang untuk dirinya sendiri, kemudian duduk menunggu untuk mati
kehausan. Kemudian ‘Abdul Muthalib berkata kepada para sahabatnya, ‘Demi Allah,
sesungguhnya tindakan kita menjerumuskan diri dengan tangan kita seperti ini
untuk mati, tidak bermaksud bepergian di muka bumi, atau keinginan untuk diri
kita mati. Semoga Allah memberikan rezeki kepada kita berupa air di sebagian
negeri. Berangkatlah!’
Maka mereka pun
melanjutkan perjalanan. Hingga ketika ‘Abdul Muthalib membangunkan hewan tunggangannya,
memancarlah dari bawah sepatu kulitnya mata air yang enak rasanya. ‘Abdul
Muthalib pun lantas bertakbir dan teman-temannya ikut bertakbir. Kemudian ia
turun dan minum dan teman-temanya pun minum. Mereka mengambil air itu hingga
memenuhi air wadah minum mereka. Kemudian ia mengundang suku-suku Quraisy. Mereka
semua melihatnya di semua kondisi ini. Ia berkata, ‘Marilah menuju air yang
telah Allah minumkan kepada kami.’
Mereka pun mendatangi dan
meminum airnya. Mereka semua mengambil airnya, kemudian berkata, ‘Demi Allah,
Allah telah menetapkan bagimu atas kami. Demi Allah, kami tidak akan berdebat
denganmu tentang hak kepemilikan Zamzam selamanya. Sesungguhnya yang telah
memberimu minum dengan air ini di tanah lapang ini adalah sama dengan yang telah
memberimu minum Zamzam. Maka kembalilah ke tempat penampungan air milikmu
dengan bijaksana.’ Setelah itu, ia pun kembali dan mereka semua kembali
bersamanya. Padahal mereka belum sampai kepada penampungan yang dituju, tapi
mereka sudah menyerahkan hak kepemilikan Zamzam kepadanya’.”
Ibnu Ishaq berkata, “Inilah
riwayat yang telah sampai kepadaku dari ‘Ali bin Abu Thalib tentang Zamzam. Ada
banyak hadits yang menjelaskan keutamaan air Zamzam, di antaranya adalah yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih-nya tentang kisah masuk
Isalmnya Abu Dzar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ،
إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ
“Sesungguhnya air Zamzam adalah air yang
diberkahi, Air tersebut adalah makanan mengenyangkan.” (HR. Muslim no. 2473).
Diriwayatkan pula oleh
Imam Ad-Daruquthni dan Al-Hakim dan dishahihkannya dari Ibnu ‘Abbas bahwa Nabi ﷺ
bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا
شُرِبَ لَهُ إِنْ شَرِبْتَهُ تَسْتَشْفِى بِهِ شَفَاكَ اللَّهُ وَإِنْ شَرِبْتَهُ لِشِبَعِكَ
أَشْبَعَكَ اللَّهُ بِهِ وَإِنْ شَرِبْتَهُ لِقَطْعِ ظَمَئِكَ قَطَعَهُ وَهِىَ هَزْمَةُ
جِبْرِيلَ وَسُقْيَا اللَّهِ إِسْمَاعِيل
“Air Zamzam (berkhasiat) sesuai
dengan niat (tujuan) diminum (oleh penggunanya). Jika kamu meminumnya untuk
(maksud) berobat dengannya, maka Allah akan menyembuhkanmu; jika kamu
meminumnya untuk (maksud) membuat kenyang kamu, maka Allah akan mengenyangkanmu
dengannya; jika kamu meminumnya untuk (maksud) menghilangkan rasa hausmu, maka
Allah akan menghilangkannya, dan ia (air Zamzam) adalah (berasal dari) pukulan
kuat jibril dan sumber air (minum) Allah untuk Ismail.”
Syaikh Muhammad Abu
Syahbah berkata, “Kalaupun ada sesuatu cacat dalam riwayat itu, tapi Imam
Al-Hafidz Ad-Dimyathi, beliau adalah salah satu ulama Huffadz (ulama hadits
yang hafal ribuan hadits) terakhir yang luar biasa telah menshahihkan hadits, ‘Air
Zamzam adalah untuk apa air itu diminum,’ dan disetujui oleh Imam Al-Hafidz Al-‘Iraqi.”
(Sumber: Sirah
Nabawiyah, Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Hal. 44-47)
Demikianlah Sirah Nabawiyah - Kisah Lengkap Abdul Muthalib Kakek Nabi Muhammad ﷺ Menggali Sumur Zamzam yang bisa mimin bagikan kepada sobat semua. Jika ada pertanyaan
atau request artikel silahkan komen
di kolom komentar, dan jangan lupa kunjungi postingan lainnya di sini. Salam
sukses.
Artikel terkait:
· Sirah Nabawiyah - Kondisi Keagamaan Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad ﷺ
· Sirah Nabawiyah - Silsilah Nasab Nabi Muhammad ﷺ Lengkap
· Sirah Nabawiyah - Kisah Lengkap Nabi Muhammad dengan Para Ibu Susuan
· Sirah Nabawiyah - Silsilah Nasab Nabi Muhammad ﷺ Lengkap
· Sirah Nabawiyah - Kisah Lengkap Nabi Muhammad dengan Para Ibu Susuan
Sirah Nabawiyah - Kisah Lengkap Abdul Muthalib Kakek Nabi Muhammad ﷺ Menggali Sumur Zamzam
Reviewed by Ahmad Sobri
on
Desember 18, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: