close
4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup - Kelas Edukasi

4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup

4 Tingkatan Organisasi Ekosistem
4 Tingkatan Organisasi Ekosistem

4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup - Tingkatan organisasi suatu sistem merupakan tingkatan makhluk hidup untuk berinteraksi dengan jenis yang berbeda serta agar dapat saling memengaruhi antar organisme satu dengan yang lainnya hingga membentuk satu kesatuan dalam bentuk ekosistem. Dalam ekosistem lingkungan hidup menjadi tempat berinteraksi segala makhluk, tingkatan organisasi itu sendiri terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1. Individu

Kata individu berasal dari bahasa Latin dengan In (tidak) dan dividus (dapat dibagi), sehingga dari bahasa tersebut dapat didefinisikan bahwa individu merupakan makhluk hidup tunggal yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi. Dalam tingkatan suatu ekosistem, individu menjadi fungsional yang paling terkecil dalam tingkatan. Dimana pada interaksinya hanya secara sendiri-sendiri dan terpisah dari jenis makhluk hidup lainnya. Sebagai contohnya pada tingkatan individu, yaitu seekor ayam betina, seekor ayam jantan, seeokor sapi, sebatang pohon kelapa, sebatang pohon jati, dan lain-lain.

Dalam suatu lingkungan setiap individu tentunya akan dihadapi dengan berbagai masalah seperti, terbatasnya kesediaan jumlah makanan, ancaman dari musuh, proses reproduksi, dan lain-lain. Dengan demikian setiap individu akan selalu mengembangkan tingkah laku untuk menyesuaikan dengan lingkungannya atau biasa dikenal dengan istilah beradaptasi.

2. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan individu yang sejenis dan berada pada tempat interaksi yang sama dalam jangka waktu tertentu. Dalam sebuah populasi ini juga terdiri dari organisme yang mampu melakukan proses regenerasi untuk terus berkembang. Akan tetapi pada populasi tidak selamanya makhluk hidup produktif dan dapat terus berkembang. Daya tampung ekosistem untuk mendukung kehidupan suatu populasi tersebut sangat terbatas, misal ketersediaan makanan, tempat tinggal, predator, penyakit, suhu, dan faktor lingkungan lainnya .
Pada setiap populasi suatu makhluk hidup memiliki karakteristik tersendiri dalam kehidupannya, seperti laju kelahiran (natalitas), kepadatan (densitas), dan kematian (mortalitas). kemampuan gejala alam biotik, penyebaran umur, bentuk pertumbuhan, dan tahap penyebaran kelompok populasi. Dari karakteristik tersebut komponen kelahiran dan kematian yang menjadi salah satu faktor utama dalam menunjang bertahannya kehidupan pada suatu popolasi. Selain faktor yang telah disebutkan, ada beberapa masalah lagi yang harus diperhatikan dengan lebih intens. Dimana setiap organisme yang bergerak aktif dapat melakukan proses imigrasi dan emigrasi dari sekelompok populasi lainnya.

Emigrasi merupakan fenomena meninggalkan tempat tinggal berlangsungnya kehidupan oleh satu organisme atau lebih. Imigrasi adalah proses masukkan suatu organisme ke populasi dengan daerah yang berbeda. Dengan demikian populasi dalam satu ekosistem dapat mengalami penurunan dalam tingkat satu ekosistem tertentu. Dari karakteristik yang ada kemungkinan dalam suatu populasi dapat tumbuh dan berkembang dengan faktor pendukung berupa tahap imigrasi dan natalis.

Perlu diketahui bahwa jumlah populasi makhluk hidup dapat mengalami perubahan, tetapi dengan jangka waktu yang cukup lama dan bahkan hampir tidak terlihat ketika mengalami perubahan. Sementara untuk pertambahan dan penurunan jumlah populasi dapat terjadi dengan cepat dan dapat diamati, misal gangguan dari sistem lingkungan yang terkena bencana alam, munculnya berbagai wabah ataupun penyakit lainnya.

Populasi akan mengalami perubahan ukuran atau yang sering disebut dengan istilah dinamika populasi. Perubahan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi terhadap banyaknya waktu. Dari hasil perhitungan tersebut dapat menghasilkan suatu perubahan kecepatan dalam populasi.

Dapat dicontohkan pada tahun 2002 populasi pohon jati berkisar 800 batang. Kemudian pada tahun 2007 tanaman pohon jati tersebut menjadi 500 batang. Dalam kisaran perubahan tahun tanaman pohon jati mengalami tingkat penurunan yang drastis, yaitu berkisar 300 batang. Untuk mengatahui laju perubahan dapat dihitung sebagai berikut :

(800-500)/(2007-2002) = 300/(5 tahun) = 60 batang/tahun

Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tahunnya tanaman pohon jati berkurang 60 batang per tahunnya.

3. Komunitas

Pada suatu lingkungan tempat tinggal tentunya tidak hanya dihuni oleh satu populasi saja. Di alam bebas ini terdapat macam-macam jenis makhluk hidup yang bertempat tinggal dengan ekosistem yang sama. Kumpulan dari berbagai macam populasi makhluk hidup yang berada pada tempat tertentu dan saling berinteraksi ini merupakan suatu komunitas. Secara umum komunitas ialah meliputi kawasan yang luas dan berpenghuni segala jenis-jenis organisme yang saling berinteraksi dan saling menguntungkan antara satu dengan yang lainnya.

4. Ekosistem

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang ditimbulkan oleh makhluk hidup yang berada disekitarnya. Dimana dalam suatu ekosistem ini juga dapat kemungkinan terjadinya peristiwa gejala alam biotik dan gejala alam abiotik dalam suatu sistem yang dapat memengaruhinya. Dengan demikian apabila salah satu gejala alam tersebut mengganggu, suatu populasi dan komunitas juga akan mengalami tinggat penurunan dalam tumbuh dan berkembang. Adapun struktur komponen dalam ekosistem diantaranya adalah produsen, konsumen, dan dekomposer. 

Produsen adalah komponen tumbuhan hijau seperti, tumbuhan padi, tumbuhan bayam, dan sebagainya. Untuk komsumen meliputi hewan herbivora, karnivora, dan omnivora. Sedangkan dekomposer atau pengurai ini terdapat pada bakteri, virus, ataupun organisme lainnya yang berperan dalam tahap penguraian. 

Laju komponen ini dapat dicontohkan seperti, tumbuhan padi di makan oleh tikus, dan tikus dimakan oleh ular, kemudian ular dimakan oleh burung elang. Hal yang membedakan antara ekosistem satu dengan yang lainnya adalah jenis produsen, jumlah konsumen, keragaman mikroorganisme, tersedianya komponen biotik dan abiotik. 

Sumber : 
http://www.g-excess.com/tingkatan-organisasi-dalam-ekosistem.html

Penutup. Demikianlah, artikel tentang 4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat menjadi rujukan sobat pembaca. Dan jangan lupa kunjungi artikel terkait lainnya. Terima kasih.


Artikel terkait:
4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup 4 Tingkatan Organisasi Ekosistem Dalam Lingkungan Hidup Reviewed by Unknown on Agustus 07, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.