Faktor-Faktor
Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan – Proses
pertumbuhan dan perkembangan pada suatu tanaman akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor luar (eksternal). Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
mengalami hambatan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
A. Faktor Eksternal
Faktor-faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan di antaranya adalah
cahaya, temperatur, kandungan air, dan kesuburan tanah.
a. Makanan (Nutrisi)
Semua
makhluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang
diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur
makro. Elemen makro terdiri atas
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium.
Selain itu, ada elemen yang disebut elemen mikro atau unsur mikro seperti besi,
klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Elemen mikro adalah unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit (Moore, et al, 1995: 470).
Keadaan
fisiologis berupa kekurangan elemen makro atau mikro disebut defisiensi.
Defisiensi yang terjadi pada tumbuhan akan berpengaruh terhadap proses
pertumbuhan. Contohnya, daun tumbuhan akan menguning jika kekurangan besi (Fe),
karena Fe berfungsi dalam pembentukan klorofil. Selain itu, besi merupakan
salah satu unsur yang diperlukan pada pembentukan enzim-enzim pernapasan yang
mengoksidasi karbohidrat menjadi karbondioksida dan air. Contoh lainnya, jika
tumbuhan kekurangan unsur fosfor, tepi daunnya akan menggulung.
Jadi,
media tanam untuk tumbuhan harus memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan
tumbuhan. Pemupukan merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang
dibutuhkan tumbuhan.
Pengaruh
nutrisi tumbuhan dapat terlihat jika bercocok tanam menggunakan hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam. Media tanam dapat berupa air, kerikil, pecahan
genting, dan gabus putih. Media kultur yang sering digunakan adalah kultur air.
Tumbuhan ditanam pada air yang telah dicampurkan berbagai mineral untuk
menyuplai kebutuhan tumbuhan. Jika tumbuhan yang ditanam pada kultur air
kekurangan nutrisi, tumbuhan tidak akan tumbuh baik.
b. Cahaya
Cahaya
merah, biru, hijau, dan biru violet berperan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis. Makanan hasil fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan akan
digunakan untuk pertumbuhan. Biji yang ditanam dan ditempatkan di tempat teduh
akan tumbuh cepat, tetapi abnormal (tubuh lemah). Peristiwa dinamakan etiolasi.
Cahaya
dapat mengubah leukoplas menjadi kloroplas. Tersedianya cahaya yang memadai
akan meningkatkan pembentukan kloroplas. Pada tumbuhan yang sama, tetapi hidup
pada tempat yang berbeda pencahayaannya akan menimbulkan perbedaan ukuran daun.
Daun
dari tumbuhan yang berada di tempat yang cukup mendapatkan cahaya memiliki
ukuran yang lebih sempit, tetapi jaringan mesofilnya lebih tebal daripada daun
dari tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya. Tinggi
tumbuhan pada tempat yang kurang cahaya, lebih tinggi daripada tumbuhan yang
hidup pada tempat cukup cahaya. Hal ini disebabkan pada tumbuhan yang hidup
pada tempat yang kurang mendapatkan cahaya, transpirasinya rendah sehingga
kandungan air lebih tinggi. Tingginya kandungan air memacu pembelahan sel dan
pelebaran sel. Akan tetapi, berat tumbuhan menjadi lebih rendah karena
aktivitas fotosintesis rendah. Stomata pada tumbuhan yang berada di tempat yang
kurang mendapatkan cahaya memiliki jumlah lebih sedikit, tetapi ukurannya besar.
Tumbuhan yang berada pada tempat yang mendapatkan cahaya cukup, memiliki jumlah
stomata lebih banyak dengan ukuran yang kecil. Sistem perakaran tumbuhan yang
hidup pada tempat yang cukup mendapatkan cahaya lebih lebat dibandingkan dengan
sistem perakaran tumbuhan yang berada pada tempat kurang mendapatkan cahaya.
Adanya
perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan lamanya pencahayaan yang
diterima oleh tumbuhan. Pada daerah yang memiliki empat musim, kadang-kadang
waktu siang lebih lama daripada waktu malam atau waktu malam lebih lama
daripada waktu siang.
Respons
tumbuhan terhadap lama pencahayaan dinamakan fotoperiodisme. Respons tumbuhan
yang dimaksud adalah pertumbuhan, perkembangan, dan produksi. Fotoperiodisme
dikendalikan oleh fitokrom yang ditemukan oleh Sterling B. Hendrik. Fitokrom
adalah suatu protein berwarna biru pucat yang terdistribusikan pada jaringan
tumbuhan dengan konsentrasi rendah serta mampu menerima cahaya merah (M = 660
nm) dan infra merah (M = 730 nm).
Berdasarkan
respon tumbuhan terhadap waktu terang atau waktu gelap, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi tumbuhan hari pendek (short-day plant), tumbuhan hari panjang (long-day
plant), dan tumbuhan hari netral (neutralday plant). Penggolongan ini
sebenarnya bergantung waktu gelap.
Tumbuhan
hari pendek adalah tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih
panjang daripada waktu siang. Tumbuhan yang tergolong hari pendek adalah
kedelai, tembakau, stroberi dan Chrysanthemum indicum.
Tumbuhan
hari panjang adalah tumbuhan yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam
lebih pendek daripada waktu siang. Tumbuhan yang termasuk long-day plant adalah
gandum, bit, dan bayam.
Tumbuhan
hari netral adalah tumbuhan yang berbunga jika lamanya waktu siang sama dengan
waktu malam. Tumbuhan yang tergolong neutralday plant adalah jagung, kacang
merah, mentimun, dan kapas.
d. Temperatur
Temperatur
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Hal ini karena berkaitan
dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi
temperatur, semakin besar pula transpirasi. Akan tetapi, kandungan air dalam
tubuh tumbuhan akan semakin rendah sehingga proses pertumbuhan akan semakin
lambat. Temperatur yang rendah dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji.
Perlakuan temperatur yang rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih
panjang daripada ruas dari tumbuhan yang tumbuh di daerah bertemperatur tinggi.
Perlakuan dengan temperatur dapat merangsang perkecambahan biji, peristiwa ini
dinamakan vernalisasi.
Termoperiodis
adalah perbedaan temperatur antara siang dan malam, yang dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan suatu jenis tumbuhan. Tumbuhan tomat akan tumbuh baik jika
temperatur siang mencapai 26°C dan temperatur malam mencapai 20°C. Pembentukan
buah terjadi jika temperatur malam mencapai 15°C. Akan tetapi, buah tidak terbentuk
jika temperatur malam mencapai 25°C.
e. Air
Air
merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu
reaksi kimia dalam sel. Selain itu, air menunjang proses fotosintesis dan
menjaga kelembapan.
Kandungan
air yang terdapat dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga
unsur hara tersebut mudah diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air memelihara
temperatur tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan akan
berlangsung lebih aktif pada malam hari daripada siang hari karena pada malam
hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
f. pH
Derajat
keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara
yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur
yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
g. Oksigen
Keadaan
kadar oksigen yang terdapat dalam tanah selalu berlawanan dengan kadar air dalam
tanah. Jika kandungan air tinggi, kandungan udara akan rendah. Kandungan
oksigen dalam tanah sangat penting untuk respirasi sel-sel akar yang akan
berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara.
7 Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Reviewed by Unknown
on
Maret 11, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: