Kingdom
Protista – Protista merupakan makhluk hidup yang uniseluler atau memiliki sel
banyak. Protista terbagi menjadi beberapa macam dalam pengklasifikasiannya.
Berikut pembahasan tentang kingdom protista secara jelas.
1.
Klasifikasi
Protista
Organisme anggota
Protista bersifat autrotrof, heterotrof, dan ada juga yang mendapatkan
makanannya secara bervariasi bergantung kondisi lingkungan saat itu. Protista
dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan bersimbiosis dengan makhluk hidup
lain. Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protista membuatnya sulit
diklasifikasikan ke dalam kelompok hewan maupun tumbuhan. Saat ini, Protista
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip
tumbuhan, dan Protista mirip hewan (Campbell, 1998: 522).
a.
Protista
Mirip Jamur
Protista mirip jamur
atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki susunan sel, cara
reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan perbandingan
molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur lendir tidak
memiliki kloroplas. Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota.
1)
Myxomycota
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir.
Anggota Myxomycota biasanya memiliki
pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase amoeboid berinti banyak dan tidak dibatasi
dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus hidupnya.
Plasmodium dapat bergerak seperti Amoeba di atas substrat dan mencerna makanan
secara fagositosis, menelan partikel atau sel secara langsung. Contoh spesies
Myxomycota adalah Physarium sp.
2)
Acrasiomycota
Anggota Acrasiomycota
atau yang disebut jamur lendir uniseluler, pada dasarnya lebih mirip dengan
protozoa uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi
sebagai individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat
atau kumpulan yang berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip
dengan Myxomycota, sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan
terpisah oleh membran mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium
memiliki fase haploid dan diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang
berfungsi sebagai alat reproduksi seksual.
3)
Oomycota
Oomycota dikenal
sebagai jamur air (water molds), karat putih (white
rust), dan downy mildew.
Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang membentuk
bagian vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota
memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Pada umumnya, jamur air
merupakan pengurai yang tumbuh pada alga atau hewan mati. Beberapa lagi
merupakan parasit pada ikan.
Anggota dari kelompok
Oomycota sebagian besar bereproduksi menghasilkan oogonia. Beberapa yang
lainnya bereproduksi secara aseksual dengan zoospora. Pada saat proses
reproduksi, zoospora bergerak dengan berenang cepat. Peristiwa tersebut terjadi
di dalam air. Contoh spesies Oomycota adalah Saprolegnia.
b.
Protista
Mirip Tumbuhan
Protista mirip tumbuhan
meliputi alga uniseluler dan multiseluler sederhana. Fosil alga yang pernah
ditemukan diperkirakan berasal dari zaman Precambrian 1,2–1,4 miliar tahun yang
lalu. Dengan demikian, tak dapat dipungkiri bahwa alga telah ada sepanjang
zaman Paleozoic, yaitu sekitar 500 juta tahun yang lalu.
Protista mirip tumbuhan
uniseluler sering disebut juga sebagai fitoplankton, sedangkan Protista mirip
tumbuhan multiselular sering disebut alga. Protista fotosintetik ini tersebar
secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun sebagian termasuk organisme
mikroskopik, organisme ini memiliki peran yang sangat penting. Fitoplankton di
lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua aktivitas fotosintesis yang ada di
muka bumi ini, yaitu menyerap karbon dioksida, mengisi atmosfer dengan oksigen,
dan menyokong siklus kehidupan dalam jaring-jaring makanan dalam kehidupan air.
Protista mirip
tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta,
Chrysophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata),
Rhodophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta.
1)
Euglenophyta
Filum Euglenophyta dinamai
berdasarkan genus yang melimpah pada filum ini, yaitu Euglena. Euglenophyta
merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagela, vakuola kontraktil,
stigma yang dapat menangkap cahaya (photoreceptive eyespot), dan kloroplas.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof atau heterotrof. Beberapa jenis
Euglena yang autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya rendah.
Euglenophyta mengandung
klorofil a dan b serta beberapa jenis karotenoid. Karbohidrat hasil
fotosintesis disimpan dalam bentuk paramilum. Perkembangbiakan dilakukan secara
aseksual melalui pembelahan biner.
2)
Chrysophyta
(Alga cokelat-keemasan)
Chrysophyta kebanyakan
hidup di air tawar, meskipun beberapa ada yang hidup di air laut. Alga kelompok
ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai laminarin, yaitu suatu polisakarida
sebagai simpanan makanan pada alga ini, dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu
klorofil c, klorofil a, xantofil, dan pigmen karoten.
Alga cokelat-keemasan
memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan
dapat merayap seperti Amoeba.
Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Biasanya, Alga
cokelat-keemasan yang memiliki dinding sel pektin, memiliki dua flagel. Alga
cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan pigmen fucoxanthin yang merupakan sumber warna
keemasan alga ini. Contoh spesies anggota Chrysophyta adalah Dinobryon.
3)
Bacillariophyta
(Diatom)
Anggota kelompok ini
dapat hidup di air tawar dan air laut. Bacillariophyta memiliki makanan yang
disimpan sebagai leukosin dan memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a,
klorofil c, xantofil, dan karoten.
Diatom menyekresikan dioksida silisium (disebut juga sebagai
frustule) yang kemudian membentuk deposit fosil yang dikenal sebagai tanah
diatom. Tanah diatom dapat digunakan sebagai bahan pembuat saringan dan sebagai
bahan campuran penggosok. Beberapa anggota Chrysophyta merupakan organisme
uniseluler dan sebagian hidup berkoloni. Umumnya berkembang biak secara
aseksual, namun sebagian menghasilkan gamet dan melakukan reproduksi seksual.
Diatom dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok pennalean
yang mempunyai tubuh yang simetri bilateral dan bentuk tubuh yang panjang;
kelompok centralean dengan simetri
radial dan bentuk bulat gemuk. Diatom dapat juga digunakan sebagai indikator
untuk kualitas air, pasta gigi, dan sebagai penunjuk usia fosil. Beberapa
contoh spesiesnya, antara lain Rhaponeis
sp., Triceratium pentacrinus, Arachnoidiscus ehrenbergi, dan Trinaria regina.
4)
Pyrrophyta
(Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi
nama demikian karena pergerakan yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam
bahasa Latin, dino artinya pusaran air). Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh
membran sel, sedangkan lainnya ada yang ditutupi oleh dinding selulosa seperti
halnya sel pada tumbuhan. Walaupun beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air
tawar, umumnya Dinoflagellata hidup di lautan contohnya Ceratium sp. Di lautan mereka adalah organisme yang penting sebagai
makanan bagi organisme yang lebih besar. Di laut, banyak Dinoflagellata yang
mengeluarkan cahaya (bioluminesens) berwarna
hijau biru yang sangat indah pada malam hari.
Klorofil hijau
Dinoflagellata biasanya ditutup oleh pigmen merah yang membantu menangkap
energi cahaya. Ketika air dalam keadaan hangat dan kaya akan nutrisi, populasi
Dinoflagellata akan meledak. Jumlah Dinoflagellata akan sedemikian banyaknya
sehingga air akan berwarna merah oleh warna dari tubuh. Peristiwa ini dikenal
dengan gelombang merah (red tide).
5)
Rhodophyta
(Alga Merah)
Rhodophyta mempunyai
pigmen berwarna merah (fikoeritrin) yang sangat banyak. Umumnya, Rhodophyta
multiseluler, namun terdapat juga Rhodophyta yang uniseluler. Alga merah
multiseluler umumnya makroskopis dan struktur tubuhnya menyerupai tumbuhan
(talus). Talus pada Rhodophyta berupa helaian atau seperti memiliki fase
berflagel dalam siklus hidupnya. Untuk kawin, gamet bergantung pada arus air.
Banyak anggota Rhodophyta tubuhnya dilapisi kalsium karbonat, misalnya Coralina.
Beberapa alga merah
bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Alga merah juga
dapat menghasilkan carrageenan, suatu
zat aditif yang dapat ditambahkan pada puding dan es krim. Selain itu, alga
merah yang dikeringkan banyak digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
6)
Phaeophyta
(Alga Kecokelatan)
Phaeophyta atau alga
cokelat, umumnya terdiri atas organisme multiseluler yang hidup di laut dan
mempunyai pigmen xantofil (pigmen warna cokelat). Phaeophyta bersifat autotrof
dan menyimpan cadangan makanannya dalam laminarin. Perkembangbiakannya
dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembentukan zoospora berflagel dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual
dilakukan dengan oogami atau isogami. Terdapat alga cokelat yang merupakan alga
laut raksasa dan dapat mencapai panjang hingga lebih dari 100 meter. Alga
cokelat digunakan sebagai makanan, pupuk, dan sebagai sumber pembuatan alginate
atau bahan kosmetik.
Fucus
serratus termasuk ganggang warna cokelat yang
berdiferensiasi menjadi bentuk yang mengapung. Postelsia dan Sargassum
merupakan contoh alga cokelat yang banyak dijumpai.
7)
Chlorophyta
(Alga Hijau)
Chlorophyta atau alga
hijau mempunyai dinding sel, klorofil a, klorofil b, dan betakaroten, serta
menyimpan produk hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati (amilum). Alga hijau
sudah tidak diragukan lagi sebagai nenek moyang dari tumbuhan. Alga hijau merupakan
makhluk hidup uniseluler dan dapat berkoloni menjadi bentuk multiseluler
sederhana.
Banyak spesies
Chlorophyta uniseluler hidup sebagai plankton, mendiami tanah basah dan salju,
atau bersimbiosis dengan organisme lain. Salah satu simbiosis mutualisme yang
terkenal adalah simbiosis antara Chlorophyta dan Fungi (jamur), yang terkenal
sebagai Lichenes (lumut kerak).
Chlorophyta paling sederhana adalah
organisme satu sel dengan dua flagela, yaitu Chlamydomonas. Chlamydomonas
dan Chlorophyta yang serupa dengannya merupakan bentuk awal dari alga hijau. Chlamydomonas hidup secara autotrof
dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas
juga mempunyai vakuola kontraktil dan pirenoid. Kelebihan gula hasil
fotosintesis disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid.
Penjelasan Tentang Kingdom Protista
Reviewed by Unknown
on
Maret 11, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: