Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan – Suatu tumbuhan akan mengalami pertambah
besaran volume batang, tinggi batang, berbunga, berbuah, dan sebagainya. Setiap
jenis tanaman akan selalu tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Berikut penjelasan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan secara lengkap!
1. Pertumbuhan
Secara
harfiah, pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang dapat diketahui atau
ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya. Pertumbuhan meliputi
bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan.
Proses
yang terjadi pada pertumbuhan adalah suatu kegiatan yang irreversible (tidak
dapat kembali ke bentuk semula). Akan tetapi, pada beberapa kasus, proses
tersebut dapat reversible (terbalikkan) karena pada pertumbuhan terjadi
pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakkan sel atau dediferensiasi
sel. Bunga dan buah merupakan organ reproduksi yang disusun oleh sel-sel
reproduktif atau embrionik, sedangkan cabang atau batang disusun oleh sel-sel
tubuh atau somatik.
Sel-sel
tubuh (somatik) memiliki potensi untuk tumbuh kembali membentuk jaringan yang
sama, sedangkan sel embrionik tidak. Dengan aktivitas perbanyakan sel tersebut,
akan dihasilkan kembali sel-sel meristematis yang akan menjadi batang, akar,
daun, dan bagian reproduktif. Adapun sel embrionik akan mati karena tidak ada
sokongan sel lainnya. Selama proses tumbuhnya akar, batang, ataupun daun
pertumbuhan dapat dikuantifikasi dalam bentuk panjang akar, jumlah daun, tinggi
tumbuhan, atau bahkan berat total tumbuhan. Berdasarkan gambaran tersebut,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan
kuantitatif dari ukuran sel, organ, atau keseluruhan organisme.
2. Perkembangan
Perkembangan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan yang diikuti oleh
pendewasaan dan kematangan sel, serta diiringi oleh spesialisasi fungsi sel. Perkembangan
makhluk hidup lebih tepat diartikan sebagai suatu perubahan kualitatif yang
melibatkan perubahan struktur serta fungsi yang lebih kompleks. Seperti yang
telah diketahui, organ kulit pada manusia tumbuh bersamaan dengan bertambahnya
ukuran tubuh. Akan tetapi, ketika mencapai kedewasaan, hanya pada bagian
tertentu dari tubuh mulai bermunculan rambut tambahan. Selain itu, organ-organ
tertentu mulai tumbuh membesar, seperti bagian dada pada perempuan dan jakun
pada laki-laki. Suatu hal yang patut dipahami dalam perkembangan adalah adanya
diferensiasi sel. Diferensiasi dapat diartikan sebagai perubahan sel menjadi
bentuk lainnya yang berbeda baik secara fungsi, ukuran, maupun bentuk.
3. Macam-Macam Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
pada tumbuhan ada yang berupa pertumbuhan primer, ada pula yang berupa
pertumbuhan sekunder. Kedua pertumbuhan ini sebenarnya berasal dari jaringan
yang sama, yakni meristem. Meristem merupakan suatu jaringan yang memiliki
sifat aktif membelah. Pertumbuhan primer berasal dari meristem primer,
sedangkan pertumbuhan sekunder berasal dari meristem sekunder.
a.
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan yang
terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan merupakan contoh pertumbuhan
primer. Struktur embrio terdiri atas tunas embrionik yang akan membentuk batang
dan daun, akar embrionik yang akan tumbuh menjadi akar, serta kotiledon yang
berperan sebagai penyedia makanan selama belum tumbuh daun.
Jika biji berkecambah,
struktur yang pertama muncul adalah radikula yang merupakan bakal akar primer.
Radikula adalah bagian dari hipokotil dan merupakan struktur yang berasal dari
akar embrionik. Pada bagian ujung atas, terdapat epikotil, yakni bakal batang
yang berasal dari tunas embrionik.
Tahap awal pertumbuhan pada
tumbuhan monokotil berbeda dengan dikotil. Pada monokotil, akan tumbuh
koleoptil sebagai pelindung ujung bakal batang. Begitu koleoptil muncul di atas
permukaan tanah, pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil. Biji masih
tetap berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada kecambah yang
sedang tumbuh. Perkecambahan seperti ini dinamakan perkecambahan hipogeal.
Pada dikotil tidak muncul
koleoptil. Dari dalam tanah, kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan tanah
bersamaan dengan munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi makan bakal
daun dan bakal akar sampai keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah
sebabnya, lama-kelamaan kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang
kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal.
Pada ujung pucuk dan ujung akar,
terdapat jaringan yang bersifat meristematik. Jaringan meristem yang terletak
di ujung akar menyebabkan pemanjangan akar. Pertambahan panjang akar pada
jagung mencapai 1 cm per hari. Ujung akar akan menghasilkan tudung akar. Tudung
akar akan menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar menembus tanah.
Menurut Hopson (1990: 475), pada ujung akar terdapat tiga daerah pertumbuhan
berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan, daerah
pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
berikut :
Sel-sel di daerah
pembelahan akan membelah secara mitosis sehingga selnya bertambah banyak. Daerah
pemanjangan akan membentuk bakal epidermis ke arah luar. Pada daerah
diferensiasi, sel-selnya akan berdiferensiasi membentuk komponen pembuluh
angkut, epidermis, dan bulu-bulu akar.
Ujung pucuk juga
merupakan jaringan meristematik. Jaringan ini akan berdiferensiasi menjadi
epidermis, floem, xilem, korteks, dan empulur. Meristem ini dilindungi oleh
primordium daun. Letak primordium daun pada batang mengikuti pola berhadapan
atau pola bergantian yang nantinya akan membentuk rangkaian daun sesuai dengan
pola tersebut.
b.
Pertumbuhan
Sekunder
Semakin tua, batang
tumbuhan dikotil akan semakin membesar. Hal ini disebabkan adanya proses
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan
monokotil. Bagian yang paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini adalah
kambium dan kambium gabus atau felogen. Ke arah dalam, kambium akan membentuk
pembuluh kayu (xilem), sedangkan ke arah luar kambium akan membentuk pembuluh
tapis (floem). Kambium pada posisi seperti ini dinamakan kambium intravaskular.
Sel-sel parenkim yang terdapat di antara pembuluh, lama-kelamaan berubah
menjadi kambium. Kambium ini dinamakan kambium intervaskular.
Kedua macam kambium
tersebut lama-kelamaan akan bersambungan. Posisi kambium yang semula
terpisah-pisah, kemudian akan berbentuk lingkaran. Kedua macam kambium ini akan
terus berkembang membentuk xilem sekunder dan floem sekunder sehingga batang
menjadi semakin besar. Akibat semakin besarnya batang, diperlukan jalan untuk
mengangkut makanan ke arah samping (lateral). Untuk keperluan tersebut,
dibentuklah jari-jari empulur.
Aktivitas kambium
bergantung pada keadaan lingkungan. Pada musim kemarau, kambium tidak aktif.
Walaupun aktif, kambium hanya akan membentuk sel-sel xilem berdiameter sempit.
Ketika air berlimpah, kambium akan membentuk sel-sel xilem dengan diameter
besar. Perbedaan ukuran diameter ini akan menyebabkan terbentuknya
lingkaran-lingkaran pada penampang melintang batang. Lingkaran ini dikenal
dengan lingkaran tahun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan umur tumbuhan.
Sementara itu, kambium gabus atau
felogen juga melakukan aktivitasnya. Felogen ini akan membentuk lapisan gabus.
Ke arah dalam, felogen membentuk feloderm yang merupakan sel-sel hidup dan ke
arah luar membentuk felem (jaringan gabus) yang merupakan sel-sel mati. Lapisan
gabus perlu dibentuk karena fungsi epidermis sebagai pelindung tidak memadai
lagi. Hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan sekunder yang dilakukan kambium
mendesak pertumbuhan ke arah luar. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya
epidermis sehingga kulit batang menjadi pecah-pecah. Adanya lapisan gabus
mengakibatkan batang menjadi lebih terlindungi dari perubahan cuaca. Zat
suberin pada sel-sel gabus dapat mencegah penguapan air dari batang. Agar
pertukaran gas tetap berjalan lancar, di beberapa bagian dari permukaan batang
terdapat lentisel.
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Reviewed by Unknown
on
Maret 11, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: