Bedapotensial
dan Hambatan – Listrik merupakan salah satu sumber energi yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Pada arus listrik terdapat beberapa komponen atau
istilah didalamnya, berikut penjelasannya!
A. Beda Potensial
Dalam
suatu penghantar, arus listrik mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke
tempat yang potensialnya rendah. Selisih potensial antara dua tempat dalam
penghantar ini disebut dengan beda potensial. Dalam Sistem Internasional, satuan
beda potensial adalah volt (V). Beda potensial antara kutub-kutub sebuah sumber
listrik ketika saklar terbuka dan tidak mengalirkan arus adalah gaya gerak
listrik (ggl), dinotasikan ε. Sedangkan, beda potensial antara kutub-kutub
suatu elemen listrik ketika saklar ditutup dan mengalirkan muatan listrik
disebut tegangan jepit, dilambangkan V. Nilai V berubah-ubah bergantung pada
nilai hambatan bebannya. Hubungan antara ggl dengan sumber tegangan jepit
dirumuskan sebagai berikut:
Alat
yang digunakan untuk mengukur beda potensial adalah voltmeter. Jarum pada
voltmeter akan bergerak jika digunakan untuk mengukur rangkaian listrik yang
memiliki beda potensial. Besarnya beda potensial rangkaian listrik yang diukur
ditunjukkan oleh jarum voltmeter.
B. Hambatan
Pada
1927 seorang fisikawan Jerman bernama George
Simon Ohm melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara beda potensial
dan kuat arus listrik. Berdasarkan hasil penelitiannya, Ohm membuat suatu grafik
beda potensial terhadap arus listrik. Ternyata, grafik tersebut membentuk suatu
garis lurus yang condong ke kanan dan melalui titik pusat koordinat (0, 0).
Dari grafik ini, Ohm menemukan bahwa kemiringan grafik sama dengan besar hambatan
rheostat yang digunakannya dalam penelitian tersebut. Berdasarkan penelitian
ini, Ohm membuat kesimpulan yang hingga kini dikenal dengan sebutan Hukum Ohm,
yang berbunyi: “Pada suhu tetap, tegangan listrik V pada suatu penghantar
sebanding dengan kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut”.
Kesimpulan
ini dapat dirumuskan dengan persamaan:
1. Pengaruh Hambatan terhadap Jenis Bahan
Hambatan
yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat mempengaruhi kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Hambatan yang besar pada suatu bahan
menyebabkan bahan tersebut sukar mengalirkan arus listrik, sedangkan bahan yang
hambatannya kecil akan lebih mudah mengalirkan arus listrik. Berdasarkan
kemampuannya dalam menghantarkan arus
listrik, bahan dibedakan menjadi konduktor, isolator, semi konduktor, dan super
konduktor.
a. Konduktor
Bahan
konduktor adalah bahan yang mudah mengalirkan arus karena elektron-elektron di
setiap atomnya tidak terikat kuat oleh inti atom sehingga mudah bergerak atau
berpindah. Dengan kata lain, bahan konduktor adalah bahan yang memiliki
hambatan kecil. Bahan yang termasuk konduktor di antaranya adalah besi, baja,
dan tembaga.
b. Isolator
Bahan
isolator memiliki sifat yang berlawanan dengan bahan konduktor. Bahan yang
termasuk isolator sangat sulit, bahkan tidak bisa mengalirkan arus listrik.
Pada bahan isolator, elektron-elektron di setiap atom pada bahan isolator
terikat kuat oleh inti atom sehingga sangat sukar untuk bergerak dan berpindah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahan isolator memiliki hambatan yang
sangat besar. Namun, pada kondisi tertentu bahan isolator dapat berubah menjadi
bahan konduktor. Kondisi tersebut adalah ketika bahan isolator mendapat
tegangan yang sangat tinggi. Tegangan tinggi ini akan melepaskan elektron dari
ikatan dengan inti atom sehingga elektron pada bahan isolator tersebut akan
menjadi mudah bergerak dan berpindah. Bahan yang tergolong isolator adalah kayu
dan plastik.
c. Semi Konduktor
Bahan
semi konduktor adalah bahan-bahan yang kadang bersifat isolator dan kadang
bersifat konduktor. Yang termasuk bahan ini adalah karbon, silikon, dan
germanium.
d. Super Konduktor
Bahan
super konduktor adalah bahan yang sangat kuat mengalirkan arus. Ilmuwan yang
pertama kali menemukan bahan ini adalah tokoh yang berasal dari Belanda yang
bernama Kamerlingh Onnes pada 1991.
Bahan yang beliau temukan adalah raksa dan timah.
2. Hambatan Kawat Logam
Pada
suatu kawat logam, hambatan listrik yang dimilikinya ternyata dipengaruhi oleh
panjang bahan (kawat), luas penampang, dan hambatan jenis bahan kawat tersebut.
Hambatan jenis suatu bahan (kawat) atau resistivitas adalah suatu besaran fisika
dari suatu bahan yang tergantung pada temperatur dan jenis bahan tersebut.
Bahan konduktor memiliki hambatan jenis yang kecil, sebaliknya bahan isolator
memiliki hambatan jenis yang besar.
Berdasarkan
banyak percobaan, para ahli menyimpulkan bahwa makin panjang dan makin besar
hambatan jenis kawat, maka hambatan kawat pun akan makin besar. Tetapi,
hambatan kawat logam tersebut akan berkurang jika luas penampang kawat logam
tersebut makin besar. Hubungan ini dipenuhi oleh persamaan:
Penjelasan Bedapotensial dan Hambatan
Reviewed by Unknown
on
Februari 28, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: