Bentuk,
Gerakan, dan Fase Bulan – Bulan merupakan satelit yang terdapat di dalam planet
bumi. Bulan memiliki struktur bentuk dan dapat mengalami pergerakan atau rotasi
yang akan memberikan dampak bagi kehidupan.
A. Bulan
Bulan
merupakan satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan melakukan tiga
pergerakan yang berpengaruh pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi.
1. Bentuk Fisik Bulan
Sebagai
satelit, bulan memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari planet. Dibandingkan
dengan bumi, diameter bulan adalah 0,25 kali diameter bumi (sekitar 476 km) dan
massanya adalah 1 : 8. Ketidakberadaan atmosfer di bulan menyebabkan tidak
adanya kehidupan di sana. Selain itu, tabrakan bulan dengan benda langit lain
pun tidak bisa dihindarkan. Akibatnya, bagian permukaan bulan tidak seperti
yang tampak dari bumi. Permukaan bulan dipenuhi oleh kawah-kawah dengan
diameter yang bervariasi. Sebagian besar kawah ini terjadi karena hujan meteor.
Selain itu, karena tidak adanya atmosfer di bulan, suhu bulan dapat mencapai
110° C saat terkena matahari dan -170° C saat sinar matahari tidak mengenainya.
2. Gerakan dan Fase Bulan
Sebagai
satelit, bulan melakukan tiga jenis gerakan, yaitu berotasi terhadap porosnya,
berevolusi mengelilingi bumi, dan bersama bumi berevolusi mengelilingi
matahari. Waktu yang dilalui oleh bulan untuk berevolusi mengelilingi bumi
disebut satu bulan sideris, yaitu selama 27,33 hari perhitungan bumi. Tetapi,
waktu yang diperlukan bulan untuk beredar dari keadaan bulan baru dan kembali
ke keadaan bulan baru lagi disebut sebagai satu bulan sinodis atau satu bulan
komariah, yaitu 29,5 hari.
Setiap
malam kita melihat bulan, kita akan mendapatkan bentuk penampakan bulan yang
berbeda-beda dan berulang membentuk sebuah siklus. Perubahan bentuk penampakan
bulan ini disebut siklus fase-fase bulan. Fase-fase ini terjadi sesuai dengan
sinar yang dipantulkannya ke bumi.
Ketika
bulan berada di antara matahari dan bumi, sisi bulan yang tidak terkena
matahari akan menghadap ke bumi sehingga bulan tidak nampak di bumi. Fase ini
dinamakan fase bulan baru. Sesuai pergerakan yang terjadi, bulan lambat laun
akan nampak diawali dengan bentuk sabit. Bulan dalam bentuk ini dinamakan bulan
sabit. Bagian bulan yang nampak di bumi akan terus bertambah hingga membentuk
bulan separuh. Bulan akan terus mengembang dengan menampakan bagian yang lebih
besar hingga membentuk bulatan yang penuh. Saat itu seluruh bagian bulan telah
nampak ke bumi. Bulan yang seperti ini dinamakan bulan purnama. Posisi bulan
saat purnama tepat berlawanan dengan bulan baru. Setelah mencapai purnama,
bulan kembali menyusut melewati bulan separuh, bulan sabit, hingga kembali pada
bulan baru. Fase ini akan terus berulang selama revolusi bulan terhadap bumi
dan matahari terjadi.
3. Penanggalan
Berdasarkan
waktu satu bulan sinodis ini, disusunlah penanggalan yang disebut dengan tahun
komariah atau tahun hijriah. Pada penanggalan ini, jumlah hari selama satu
tahun komariah adalah 354 hari. Karena waktu satu bulan sinodis adalah 29,5
hari, maka jumlah hari pada tiap-tiap bulan di tahun komariah berselang-seling
antara 29 hari dan 30 hari.
Selain
penanggalan komariah, kita pun mengenal penanggalan masehi. Penanggalan ini
berdasarkan pada periode rotasi dan revolusi bumi. Pada penanggalan ini, tahun
yang habis dibagi empat disebut dengan tahun kabisat, yakni tahun yang jumlah
harinya 366 hari dan yang lainnya disebut tahun basit.
4. Gerhana
Akibat
pergerakan yang dilakukan oleh bulan dan bumi, suatu saat akan terjadi
peristiwa yang disebut gerhana. Berdasarkan posisi matahari-bumi-bulan, dikenal
dua jenis gerhana, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana bulan
adalah situasi terhalangnya sinar matahari yang menuju bulan oleh bumi.
Sedangkan, gerhana matahari adalah situasi terhalangnya sinar matahari menuju
bumi oleh bulan.
Gerhana
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerhana total dan gerhana parsial.
Gerhana total terjadi jika benda yang menjadi tujuan sinar matahari berada pada
daerah umra. Sedangkan, gerhana sebagian atau gerhana parsial terjadi jika
benda yang menjadi tujuan datangnya sinar matahari berada pada daerah penumbra.
Gerhana matahari total hanya berlangsung selama 6 menit, sementara gerhana
bulan total dapat terjadi selama 2 jam.
5. Pasang Surut Air Laut
Peristiwa
naik atau turunnya air laut dari keadaan normal (garis pantai) disebut dengan
pasang atau surut. Air laut mengalami pasang surut sebanyak dua kali dalam satu
hari. Peristiwa ini terjadi akibat adanya pengaruh gaya gravitasi bulan dan
matahari. Karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi, maka
gaya gravitasi bulan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada gravitasi
matahari terhadap peristiwa pasang surut ini.
Penjelasan Bentuk, Gerakan, dan Fase Bulan
Reviewed by Unknown
on
Februari 28, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: