Diferensiasi Sosial |
Diferensiasi sosial merupakan suatu fenomena pengelompokkan
masyarakat dalam suatu ras, etnis, suku bangsa, klan, agama, profesi, dan jenis
kelamin. Adapun bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaan Agama
Agama merupakan institusi
penting yang mengatur kehidupan manusia. Istilah agama yang dikenal masyarakat
merupakan terjemahan dari kata religion yang berarti mengikat. Menurut Emanuel Kant, agama adalah perasaan berkewajiban
melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Agama tidak terbatas perasaan, tetapi
juga ibadah atau amaliah.
Colhoun, Light, dan Keller memberikan rambu-rambu tentang agama
sehingga berbeda dengan kepercayaan, yaitu sebagai berikut :
1) Kepercayaan agama dilandasi oleh getaran jiwa (emosi keagamaan) yang
menyebabkan manusia
mempercayai atau menganut suatu agama atau kepercayaan. Dalam hal ini manusia
mulai memercayai hal-hal gaib seperti Tuhan, Dewa, makhluk halus, dan kekuatan
sakti. Misalnya, umat Islam percaya kepada Allah Yang Maha Esa dan
malaikat-malaikatnya. Umat Nasrani percaya kepada Tuhan Yesus, Bapa di Surga,
Bunda Maria, dan Roh Kudus.
2) Simbol agama yaitu
lambang-lambang dalam keagamaan sehingga menunjukkan
identitas suatu agama.
Simbol tersebut biasanya berwujud tempat peribadatan, pakaian, benda-benda lain
yang berhubungan dengan agamanya. Misalnya, wanita muslim mengenakan jilbab
dalam berpakaian.
3) Praktik keagamaan yang
dilakukan menurut tata kelakuan baku disebut beribadat
atau upacara keagamaan
atau ritual. Setiap praktik keagamaan ditunjang oleh empat komponen, yaitu
sebagai berikut :
a) Sesuai dengan agama dan
kepercayaan nya, tempat beribadat keagamaan terdiri atas berbagai bentuk,
seperti bangunan, pohon, batu, tempat-tempat keramat, dan sebagainya. Lokasinya
bisa di dalam rumah atau bagian tertentu dari rumah, di sekitar rumah atau jauh
dari pemukiman, seperti di gunung, pantai, goa, dan sebagainya. Contohnya, umat
Islam melakukan ibadah salat di Masjid, umat Nasrani di gereja, umat Hindu di
pura, umat Buddha di vihara, dan sebagainya.
b) Waktu praktik terdiri atas
ibadah rutin (waktunya ditentukan atau dilaksanakan secara berkala, seperti
harian, mingguan, tahunan). Contohnya, umat Islam melaksanakan salat wajib lima
kali dalam sehari, umat Nasrani beribadat di gereja setiap hari Minggu, umat
Buddha sembahyang waktu pagi dan sore hari. Ibadah insidental (dilaksanakan
apabila dianggap perlu), contohnya umat Islam melakukan salat Istisqo pada
waktu kemarau panjang.
c) Sarana atau prasarana
keagamaan ialah segala bentuk peralatan yang digunakan dalam praktik keagamaan
dengan tujuan demi lancarnya pelaksanaan ibadah.
2. Perbedaan Suku Bangsa
Menurut Heckmann, suku bangsa adalah sekelompok manusia
yang memiliki kolektivitas serta identitas kultural tertentu dan hidup dalam
sebuah negara, bersama-sama kelompok etnis lainnya. Adapun Koentjaraningrat mengartikan suku bangsa sebagai suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan oleh
kesatuan bahasa. Suku bangsa lahir atau diawali dari suatu kelompok
kekerabatan. Kelompok kekerabatan adalah suatu kesatuan individu yang terikat
oleh ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiliki perangkat
norma yang mengatur perilaku anggota kelompok
2) Memiliki suatu rasa
kepribadian kelompok yang disadari oleh semua anggotanya
3) Memiliki suatu
aktivitas berkumpul anggotanya yang dilakukan secara berulang-ulang
4) Memiliki suatu sistem
hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antaranggota kelompok
5) Memiliki pemimpin atau
pengurus yang mengorganisasi aktivitas-aktivitas kelompok
6) Memiliki suatu sistem
hak dan kewajiban bagi anggotanya terhadap sejumlah harta produktif, harta
konsumtif, atau harta pusaka tertentu.
3. Perbedaan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan
salah satu kategori yang diperoleh manusia sejak lahir. Jenis kelamin juga
merupakan salah satu unsur pembeda dalam diferensiasi sosial. Secara hakiki,
perbedaan laki-laki dengan perempuan bersifat horizontal atau tidak menunjukkan perbedaan derajat yang tinggi atau rendah sebab perbedaan tersebut hanya
menyangkut bentuk dan sifat dasar.
Di berbagai bidang
kehidupan, perbedaan jenis kelamin bukanlah halangan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Saat ini, banyak wanita yang menggeluti bidang pekerjaan yang dahulu
hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, meskipun ada beberapa pekerjaan yang tidak
mungkin dilakukan oleh wanita. Contohnya, seperti bekerja menjadi tukang becak
atau bekerja di pengeboran minyak lepas pantai.
4. Perbedaan Profesi
Setiap orang memiliki
profesi yang umumnya didapat dan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan,
keterampilan, dan keahlian. Perbedaan profesi akan berhubungan dengan perbedaan
sumber dan besarnya pendapatan, sebagai hak yang harus diterima seseorang.
Misalnya sebagai berikut :
1) Seorang penarik becak
menjalankan kewajibannya dengan cara mengantarkan
keinginan penumpang ke
tempat tujuan, kemudian memperoleh hak berupa pembayaran jasa yang disepakati.
2) Seorang pengemudi angkutan
kota menjalankan kewajibannya membawa
penumpang pada jalur
(rute) yang telah ditentukan, begitu pula halnya dengan pembayaran jasa
penumpang. Jalur dan besarnya pembayaran jasa angkutan kota ditentukan oleh
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan Dinas Angkutan Lalu Lintas Jalan Raya
(DLLAJR).
5. Perbedaan Klan
Klan berhubungan dengan
latar belakang keturunan yang tergabung dalam keluarga luas, baik berdasarkan
garis keturunan wanita (matrilineal) maupun laki-laki (patrileneal) atau
keduanya. Klan merupakan suatu organisasi sosial yang khusus menghimpun
anggotanya berasal dari satu keturunan yang sama sehingga klan akan memiliki
struktur sosial tersendiri yang secara khusus untuk memperkokoh ikatan
kekerabatan di antara mereka.
Orang-orang yang terhimpun
dalam suatu klan dapat diketahui dari nama belakang (nama keluarga) yang
mereka pakai seperti yang dimiliki oleh masyarakat Batak,
tetapi terdapat juga anggota sebuah klan yang dapat dikenali dari
lambang-lambang yang dipasang di rumah atau perilaku khusus yang hanya berlaku
bagi suatu klan. Klan di Indonesia merupakan warisan budaya yang diturunkan
oleh pendahulu mereka.
Tidak semua orang
Indonesia memiliki klan karena di antara mereka banyak yang tidak
memperhitungkan latar belakang atau asal keturunan. Adanya perkawinan antarsuku
bangsa dapat memperlemah kedudukan seseorang dalam keanggotaan suatu klan, dan
yang bersangkutan dapat saja membentuk suatu struktur sosial baru yang berbeda
dari klan.
Kesmipulan:
Agar tetap tercipta kerukunan dan kedamaian dari penjelasan diferensiasi sosial di atas adalah setiap individu harus mempunyai sikap toleransi dan empati sosial terhadap keragaman.
Demikian,
penjelasan singkat tentang 5 Bentuk Diferensiasi Sosial dan Penjelasannya,
mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para sobat pembaca, jangan lupa
kunjungi artikel terkait lainnya, ditunggu kedatangan ya hehe, terima kasih.
Baca juga artikel terkait:
5 Bentuk Diferensiasi Sosial dan Penjelasannya
Reviewed by Unknown
on
Februari 23, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: