Sebab-sebab
konflik sosial - Konflik sosial merupakan suatu permasalahan yang tejadi di
dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik sosial dapat terjadi karena disebabkan
oleh beberapa hal yang mendasari untuk terjadinya konflik. Berikut akan
dijelaskan mengenai sebab-sebab konflik sosial lebih lanjut.
A. Sebab-Sebab Konflik Politik
Penyebab
konflik sangatlah kompleks dan tidak berdiri sendiri, tetapi dilatarbelakangi
oleh berbagai dimensi dan latar peristiwa. Konflik-konflik yang terjadi dalam
masyarakat bisa berlatar belakang ekonomi, politik, kekuasaan, budaya, agama,
dan kepentingan lainnya.
Indonesia
memiliki struktur masyarakat yang unik. Secara horizontal Indonesia ditandai
oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku
bangsa, agama, bahasa, dan perbedaan yang bersifat kedaerahan. Perbedaan secara
horizontal ini menjadi ciri khas masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk.
Istilah majemuk mula-mula diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambar kan masyarakat Indonesia pada masa Hindia
Belanda. Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Indonesia
memiliki kompleksitas budaya yang plural (plural
societies) dan heterogen (masyarakat majemuk), yakni suatu masyarakat yang
terdiri atas dua atau lebih elemen-elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik. Pertanda paling jelas
dari masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya
kehendak bersama (common will).
Elemen-elemen masyarakat Indonesia secara keseluruhan terpisah satu sama lain.
Setiap elemen lebih merupakan kumpulan individu-individu daripada suatu
keseluruhan yang bersifat organis. Sebagai individu, kehidupan sosial mereka
tidaklah utuh. Oleh karena itu, konflik yang terjadi di Indonesia seringkali
bersumber dari adanya perbedaan dan pertentangan antarlatar belakang sosio
kultural. Indonesia dapat dianggap sebagai negara yang memiliki modal kedamaian
sosial yang rendah.
Kerusuhan
demi kerusuhan terus terjadi di berbagai pelosok tanah air di Indonesia.
Terlebih lagi ada keinginan setiap daerah untuk melepaskan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia karena salah
menafsirkan Undang-Undang Otonomi Daerah.
Menurut
DuBois dan Miley, sumber utama
terjadinya konflik dalam masyarakat adalah adanya ketidakadilan sosial, adanya
diskriminasi terhadap hak-hak individu dan kelompok, serta tidak adanya
penghargaan terhadap keberagaman. Ketiga faktor tersebut biasanya sangat
berkaitan dengan sikap-sikap dan perilaku masyarakat yang ditandai dengan
hal-hal berikut.
1. Rasisme,
merupakan sebuah ideologi yang membenarkan dominasi satu kelompok ras tertentu
terhadap kelompok lainnya atau perasaan superioritas yang berlebihan terhadap
kelompok sosial tertentu. Rasisme sering diberi legitimasi atau klaim bahwa
suatu ras minoritas secara genetik dan budaya lebih inferior dari ras yang
dominan. Diskriminasi ras memiliki tiga tingkatan yaitu individual,
organisasional, dan struktural. Pada tingkat individu, diskriminasi ras
berwujud sikap dan perilaku prasangka. Pada tingkat organisasi, diskriminasi
ras terlihat manakala kebijakan, aturan, dan perundang-undangan hanya
menguntungkan kelompok tertentu saja. Secara struktural, diskriminasi ras dapat
dilacak manakala satu lembaga sosial memberikan pembatasanpembatasan dan
larangan-larangan terhadap lembaga lainnya.
2. Elitisme,
merujuk pada pemujaan yang berlebihan terhadap strata atau kelas sosial yang
berdasarkan pada kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Individu atau kelompok yang
memiliki kelas sosial tinggi kemudian dianggap berhak menentukan
potensi-potensi orang lain dalam menjangkau sumber-sumber atau mencapai
kesempatan-kesempatan yang ada dalam masyarakat.
3. Gender,
merupakan keyakinan bahwa jenis kelamin tertentu memiliki kelebihan atas
jenis kelamin lainnya. Pandangan ini seringkali didukung oleh penafsiran
(interpretation), tradisitradisi budaya, dan atau kebiasaan keagamaan yang pada
umumnya memandang wanita lebih rendah daripada laki-laki.
4. Usia,
menunjuk pada sikap-sikap negatif terhadap proses ketuaan. Proses ini sangat meyakini
bahwa kategori usia tertentu memiliki sifat yang rendah (inferiority)
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Oleh karena itu, perlakuan yang
tidak adil dapat dibenarkan. Meskipun hal ini umumnya diterapkan kepada manusia
lanjut usia (manula), sikap ini sering pula ditujukan kepada anak-anak.
5. Prasangka
atau sikap-sikap negatif terhadap orang yang memiliki kecacatan. Orang yang
memiliki kecacatan (tubuh, mental) secara otomatis sering dianggap berbeda dan
tidak mampu melakukan tugas-tugas kehidupan sebagaimana orang normal. Orang
dengan kecacatan atau penyandang cacat (persons with disabilities) seringkali
dipandang sebagai orang yang secara sosial tidak “matang” dan tidak mampu dalam
segala hal.
Konflik
sosial yang terjadi umumnya melalui dua tahap yang dimulai dari tahap
disorganisasi atau keretakan dan terus berlanjut ke tahap disintegrasi atau
perpecahan. Timbulnya gejala-gejala disorganisasi dan disintegrasi adalah
akibat dari hal-hal berikut :
a. Ketidaksepahaman
para anggota kelompok tentang tujuan masyarakat yang pada awalnya menjadi
pedoman bersama.
b. Norma-norma
sosial tidak membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah
disepakati.
c. Kaidah-kaidah
dalam kelompok yang dihayati oleh anggotanya bertentangan satu sama lain.
d. Sanksi
menjadi lemah bahkan tidak dilaksanakan dengan konsekuen.
e. Tindakan
anggota kelompok sudah bertentangan dengan normanorma kelompok.
Dari
beberapa penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadinya konflik
disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Adanya
perbedaan pendirian atau perasaan antara individu dan individu lain sehingga
terjadi
konflik di antara mereka.
b. Adanya
perbedaan kepribadian di antara anggota kelompok disebabkan oleh perbedaan latar
belakang kebudayaan.
c. Adanya
perbedaan kepentingan atau tujuan di antara individu atau kelompok.
d. Adanya
perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat yang diikuti oleh adanya
perubahan nilai-nilai atau sistem yang berlaku dalam masyarakat.
Penjelasan Tentang Sebab-Sebab Konflik Sosial
Reviewed by Unknown
on
Februari 26, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: