Berbagai
Mekanisme Evolusi Beserta Penjelasannya – Evolusi terjadi melalui beberapa
tahapan sehingga dapat berlangsung perkembangannya. Di bawah ini akan disajikan
mengenai berbagai mekanisme evolusi beserta penjelasannya.
A. Mekanisme Evolusi
Adanya
seleksi alami dan variasi genetis merupakan hal utama yang menyebabkan
terjadinya evolusi. Perlu diingat kembali bahwa evolusi terjadi dalam populasi,
bukan individu.
1. Seleksi Alami
Evolusi
melalui seleksi alami terjadi pada populasi suatu spesies yang berubah dari
waktu ke waktu. Seleksi alami dapat memengaruhi populasi melalui tiga macam
seleksi alam, yakni seleki alami mengarah, seleksi alami stabilisasi, dan
seleksi alami disruptif (Starr and Taggart, 1995: 278-281; Iskandar, 2201;
179–180).
a. Seleksi Mengarah
Pada seleksi alami ini
terjadi seleksi terhadap suatu variasi sifat pada populasi yang menyebabkan
perubahan frekuensi sifat menuju sifat tertentu. Seleksi mengarah mengakibatkan
frekuensi alel akan mengarah pada salah satu ciri. Perubahan ini merupakan
respons terhadap keadaan lingkungan. Akibat dari seleksi tersebut, terjadi
perubahan frekuensi alel ke salah satu keadaan homozigot.
Contohnya, pada
populasi ular bandotan. Ular ini terdiri atas dua fenotipe. Satu fenotipe
bergaris, sedangkan fenotipe yang satunya lagi berbercak-bercak. Oleh karena
hidup di daerah yang beralang-alang maka ular bandotan yang berfenotipe
bergaris memiliki kemampuan yang baik untuk menghindar dari predatornya.
Bandingkan dengan ular yang bandotan yang berbercak-bercak. Akibatnya, untuk
beberapa waktu, di daerah tersebut hanya dapat ditemukan ular bandotan yang
bergaris. Kondisi sebaliknya ditemukan di daerah yang tidak beralang-alang,
tetapi berbatu kerikil. Pada daerah berbatu kerikil ini, ular bandotan
berbercakbercak lebih mendominasi.
b. Seleksi Stabilisasi
Pada seleksi
stabilisasi, sifat yang paling umum merupakan sifat yang lebih mampu bertahan
hidup. Sifat yang tidak umum (ekstrim) akan selalu terkena seleksi. Misalnya,
ada fenotipe siput kuning (alel homozigot) dan siput cokelat tua (alel
homozigot). Siput heterozigot memiliki warna cokelat seperti tanah. Oleh karena
warna kuning dan cokelat tua terlihat mencolok maka predator (burung) akan
lebih banyak memangsa siput warna kuning dan cokelat tua.
Oleh karena siput yang
berwarna cokelat seperti tanah adalah heterozigot maka pada generasi berikutnya
akan dihasilkan kembali siput berwarna kuning dan cokelat tua. Dengan demikian
frekuensi alelnya akan selalu tetap mendekati 25% kuning, 50% cokelat tanah,
dan 25% cokelat tua.
c. Seleksi Disruptif
Seleksi disruptif
terjadi pada individu heterozigot. Seleksi ini akan memecah populasi menjadi
dua kelompok yang berbeda, tetapi miliki alel homozigot. Contohnya, pada suatu
populasi kepik terdapat kepik warna kuning (homozigot), hijau (homozigot), dan
merah (heterozigot). Oleh karena kepik warna merah sangat mencolok
keberaadaannya di antara dedaunan, maka burung pemakan kepik akan mudah untuk
menemukan dan kemudian memangsanya. Akibatnya, untuk jangka waktu tertentu,
keberadaan kepik warna merah sukar untuk ditemukan.
2. Variasi Genetis
Di
dalam suatu populasi, terdapat variasi di antara individu-individunya. Hal
tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan
frekuensi alel pada individu di dalam populasi. Dengan demikian, setiap
populasi dapat mengembangkan variasi-variasi yang ada di dalam populasinya.
Variasi
timbul akibat mutasi, baik mutasi gen maupun mutasi kromosom. Terjadinya mutasi
gen menyebabkan terbentuknya alel baru. Alel baru ini merupakan sumber
terbentuknya variasi. Variasi dalam suatu populasi merupakan bahan mentah (raw materials) terjadinya evolusi.
Berdasarkan
pengetahuan terbaru terdapat dua penyebab terjadinya variasi genetis, yakni
mutasi gen dan rekombinasi gen dalam keturunan. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Hugo De Vries bahwa
variasi genetis merupakan akibat dari mutasi gen dan rekombinasi gen-gen pada
keturunan baru.
a. Mutasi Gen
Mutasi gen dapat
diartikan sebagai suatu perubahan struktur kimia DNA yang menyebabkan perubahan
sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Mutasi gen yang tidak
dipengaruhi oleh faktor luar tersebut sangat jarang dan umumnya tidak
menguntungkan.
b. Rekombinasi Gen
Rekombinasi gen
merupakan mekanisme yang sangat penting dalam proses evolusi. Proses
rekombinasi gen terjadi melalui reproduksi seksual. Di sana dijelaskan tentang
hukum pewarisan sifat, yaitu Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. Ternyata dapat
disimpulkan bahwa jika individu-individu dari suatu populasi melakukan
perkawinan secara acak dan setiap genotipe memiliki peluang yang sama maka
perbandingan genotipe-genotipenya dari generasigenerasi akan tetap sama. Hal
ini sejalan dengan Hukum Hardy-Weinberg yang akan dipelajari berikutnya.
3. Spesiasi
Dalam
evolusi, proses spesiasi merupakan proses yang cukup penting setelah
keanekaragaman. Hal ini dikarenakan salah satu hasil akhir dari semua proses
evolusi adalah suatu spesies yang sesuai dengan keadaan alam yang
ditinggalinya.
Suatu
spesies terbentuk melalui mekanisme tertentu. Proses pembentukan spesies
disebut spesiasi. Para ilmuwan membedakan spesies berdasarkan kemampuan
organisme untuk dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang
fertil (subur) atau memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Memiliki
kemampuan berarti kedua organisme tersebut dapat melakukan perkawinan dan
menghasilkan keturunan fertil, meskipun hal tersebut tidak terjadi di alam.
a. Isolasi Reproduktif
Berdasarkan hal
tersebut, kata kunci dari definisi spesies adalah adanya isolasi repoduktif.
Adanya isolasi reproduktif menyebabkan perkawinan antarspesies tidak dapat
terjadi. Suatu kelompok dalam satu spesies dapat kehilangan kemampuan untuk
melakukan perkawinan dengan kelompok lain. Jika hal ini terjadi maka spesies
baru sedang terbentuk.
Terdapat beberapa
mekanisme isolasi reproduktif, yakni isolasi prazigotik dan isolasi
postzigotik. Mekanisme isolasi prazigotik mencegah pembentukan zigot. Karena
suatu hal, gamet jantan tidak pernah dapat melakukan fertilisasi atau gagal
melakukan fertilisasi dengan gamet betina.
Adapun mekanisme
isolasi postzigotik memengaruhi zigot yang telah terbentuk. Zigot tersebut
dapat berkembang menjadi embrio, tetapi tidak dapat bertahan hidup atau
dilahirkan menjadi individu steril. Berikut ini tabel mekanisme isolasi
reproduktif yang dapat terjadi.
Mekanisme isolasi
prazigotik mencegah terjadinya reproduksi dapat terjadi secara ekologi dan
melibatkan penghalang lingkungan sehingga tidak tejadi perkawinan. Isolasi dapat
juga terjadi karena perilaku dan melibatkan aktivitas yang memengaruhi waktu
dan kesiapan fisiologi organ reproduksi.
Isolasi perilaku
menyebabkan dua spesies yang hidup pada dua habitat yang berbeda tidak dapat
melakukan perkawinan walaupun tidak terpisah secara geografi (Starr and
Taggart, 1995: 290). Isolasi perilaku merupakan penghalang reproduksi penting.
Contohnya, ketika burung jantan dan betina akan kawin, mereka sebelumnya
melakukan ritual perkawinan yang hanya dapat dimengerti oleh pasangan satu
spesies. Ritual tersebut dapat berupa tingkah laku, suara, atau ekskresi zat
kimia.
Isolasi mekanis
menghalangi perkawinan akibat ketidakcocokan struktur reproduksi. Misalnya pada
dua spesies bunga sage, penyerbukan kedua bunga sangat bergantung pada
serangga, seperti lebah. Akan tetapi, kedua spesies memiliki perbedaan bentuk
dan ukuran petal yang hanya dapat dihinggapi polinator tertentu. Satu spesies
polinator cenderung hanya membantu penyerbukan tumbuhan yang masih satu spesies.
b. Model Spesiasi
Populasi suatu spesies dapat
terpisahkan misalnya menjadi dua kelompok oleh penghalang (barier) fisik maupun geografis. Setiap kelompok akan terisolasi
dan memiliki jalur evolusi yang berbeda sebagai akibat perubahan frekuensi alel
oleh seleksi alami dan mutasi pada masing-masing kelompok. Pemisahan ini dapat
menghasilkan dua spesies yang berbeda. Model spesiasi ini disebut dengan
spesiasi allopatrik. Hal ini terjadi pada tupai Scuriurus alberti dan
Scuriurus kaibabensis di Grand Canyon yang dibatasi oleh sungai Colorado.
Artikel terkait:
3 Macam Mekanisme Evolusi Lengkap Beserta Penjelasannya
Reviewed by Unknown
on
Maret 29, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: