Prinsip
Dasar dan Jenis-Jenis Bioteknologi serta Sifat Dasar Mikroorganisme –
Bioteknologi dalam praktiknya dapat menghasilkan zat baru berupa makanan
ataupun hasil lainnya. Pada penerapan dengan teknik bioteknologi sebagian
menggunakan mikroorganisme dalam menunjang produksinya. Di samping itu juga
bioteknologi memiliki berbagai macam jenis.
A. Prinsip Dasar Bioteknologi
Menurut
Yuwono (2006: 1), bioteknologi memiliki pengertian penerapan prinsip-prinsip
biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan
agensia jasad hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dengan melihat pengertian tersebut, semua produk atau jasa yang berasal
dari jasad hidup atau komponennya dan yang dihasilkan dari penerapan teknik
biologi, biokimia, dan rekayasa adalah produk atau jasa bioteknologi. Jika ditinjau
kembali melihat pengertian bioteknologi, beberapa produk jasad hidup yang telah
dikembangkan ratusan tahun yang lalu, seperti yogurt, kefir, dan tempe,
merupakan produk bioteknologi. Beberapa jenis minuman tradisional, seperti tuak
dan arak, juga dibuat dibuat dengan menggunakan bioteknologi sederhana. Nenek
moyang kita menemukan teknologi ini secara tidak sengaja. Kemudian, teknik ini
diturunkan dari generasi ke generasi.
Dalam
batasan pengertian bioteknologi, ada beberapa ciri dari suatu proses bioteknologi.
Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
1.
Adanya agen biologi yang dipergunakan. Agen biologi yang dipergunakan ini tidak
hanya dalam bentuk fisik yang dipanen, namun juga termasuk di dalamnya adalah
hasil metabolit sekunder atau enzim yang dihasilkan.
2.
Penggunaan agen biologi dilakukan dengan suatu cara atau metode tertentu.
3.
Adanya produk turunan atau jasa yang dipakai dari proses penggunaan agen
biologi tersebut.
Penerapan
dari ciri-ciri bioteknologi tersebut adalah dalam proses pembuatan tape yang
menggunakan ragi, atau pembuatan tempe dengan bantuan Rhizopus sp. Proses ini dilakukan dengan tahapan tertentu dan
memanfaatkan enzim yang dihasilkan oleh agen biologi. Dalam pembuatan tape,
ragi (Saccharomyces cereviceae)
mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada beras ketan atau
singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Adapun pada pembuatan tempe, Rhizopus sp. mengeluarkan enzim
proteinase yang memecah protein kedelai menjadi protein yang lebih sederhana.
Berbagai
kemajuan yang dicapai di bidang ilmu biologi dan ilmu rekayasa lainnya turut
mendorong kemajuan pemanfaatan agen biologi secara lebih maju lagi. Selain itu,
kondisi kehidupan saat ini juga menuntut adanya perbaikan terhadap kualitas
kehidupan dan kualitas lingkungan sebagai pendukung. Oleh karenanya, diperlukan
teknologi alternatif yang terus dikembangkan.
Beberapa
faktor yang menyebabkan teknologi alternatif perlu terus dikembangkan adalah:
1.
kelaparan yang terjadi akibat tidak seimbangnya populasi manusia dengan tumbuhan
pangan yang diproduksi
2.
semakin tereksplorasi kehidupan di dalam laut yang menciptakan banyak sekali
potensi untuk dikembangkan dalam berbagai bidang seperti pangan, kesehatan, dan
pengembangan di bidang lainnya
3.
semakin berkurangnya sumber daya bahan bakar fosil dan meningkatnya polusi
akibat dari penggunaan bahan bakar fosil ini
4.
peningkatan pencemaran lingkungan yang memerlukan penanggulangan dengan cara
yang lebih alami
5.
penemuan prinsip-prinsip rekayasa genetika dalam penciptaan varietas spesies
baru dan terapi penyakit
6.
penemuan di bidang kesehatan mulai dari pembentukan antibodi, terapi kanker
atau tumor, produksi hormon, identifikasi tumbuhan obat yang bermanfaat, serta
penemuan lain di bidang farmasi.
Berdasarkan
beberapa faktor penyebab di atas maka ada beberapa hal yang menjadi prioritas
utama pengembangan bioteknologi, yakni di bidang pangan, lingkungan, kesehatan,
dan sumber energi. Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi-reaksi biologis
yang dilakukan oleh jasad hidup. Jasad hidup yang sering dimanfaatkan dalam biteknologi
adalah mikroorganisme. Jasad hidup yang dimanfaatkan bisa dalam bentuk individu
atau komponen-komponen tubuhnya, seperti organel, sel, jaringan, bahkan bisa
dalam bentuk molekul-molekul tertentu (misalnya, protein, enzim, DNA, atau
RNA).
B. Jenis-Jenis Bioteknologi
Secara
umum, bioteknologi dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni bioteknologi
konvensional (sederhana) dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional
menggunakan penerapan-penerapan biologi, biokimia, atau rekayasa masih dalam
tingkat yang terbatas. Bioteknologi jenis ini belum menggunakan teknik rekayasa
molekuler dengan tingkatan yang rumit dan terarah. Kalaupun menggunakan
rekayasa molekuler, rekayasa tersebut belum sepenuhnya dapat dikendalikan.
Bioteknologi konvensional menggunakan jasad hidup sebagaimana ''apa adanya''.
Bioteknologi
modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga
hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik yang sering digunakan saat ini
adalah dengan melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara
terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Perkembangan
bioteknologi modern tidak terlepas dari terkuaknya misteri struktur DNA.
C. Sifat Dasar Mikroorganisme
Sebelum
ilmuwan dapat menggunakan mikroorganisme untuk keperluan fermentasi atau proses
bioteknologi lainnya, mereka harus dapat menumbuhkan kultur murni yang tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme jenis lain. Kultur tersebut hanya mengandung
mikroorganisme yang diperlukan.
Mikroorganisme
merupakan agen yang digunakan secara luas dalam proses bioteknologi. Pada
dasarnya, mikroorganisme tidak menyediakan suatu produk untuk kita, tetapi
mikroorganisme melakukan proses-proses dasar metabolisme untuk dirinya sendiri
dalam berkembang biak. Pada proses pembuatan yoghurt, susu merupakan media yang
kaya akan protein dan sangat digemari oleh bakteri ataupun jamur. Bakteri
Lactobacillus bulgaricus yang ditambahkan ke dalam susu akan memfermentasi susu
tersebut dan menghasilkan produk olahan yang kita sebut dengan yoghurt. Protein
dalam susu seperti kasein diubah menjadi asam laktat oleh bakteri sehingga rasa
yoghurt menjadi asam. Semakin banyak asam laktat yang diproduksi, semakin banyak juga jumlah bakteri Lactobacillus
bulgaricus yang ada.
Selain
produksi enzim, yang merupakan dasar dari pembuatan produk berbasiskan
bioteknologi konvensional, mikroorganisme juga dimanfaatkan karena
pertumbuhannya yang sangat cepat. Pembelahan sel mikroorganisme terjadi dalam
waktu singkat dan cepat sehingga dalam waktu 24 jam dapat diperoleh keturunan
berjumlah banyak. Dalam waktu singkat dengan jumlah yang banyak, maka efisiensi
penggunaan waktu oleh mikroorganisme menjadi sangat tinggi. Pengetahuan dasar
mengenai mikroorganisme (dibahas dalam cabang ilmu biologi, yakni mikrobiologi)
mutlak diperlukan dalam proses pengembangan bioteknologi selanjutnya.
Beberapa
alasan yang menyebabkan mikroorganisme tersebut digunakan dalam bioteknologi
adalah karena mikroorganisme memiliki sifat-sifat dasar seperti sebagai berikut:
1.
Perkembangbiakkan mikroorganisme relatif
sangat cepat
2.
Sifat dasar dari mikroorganisme relatif mudah dimodifikasi, misalnya dengan
teknik rekayasa genetik
3.
Mikroorganisme mampu memproses bahan baku lebih cepat dibandingkan yang dilakukan
hewan maupun tumbuhan sehingga mampu mempercepat kecepatan produksi.
Diketahuinya
sifat dasar dari mikroorganisme, seperti pengetahuan mengenai adanya plasmid,
menggugah penelitan yang lebih jauh lagi mengenai potensi transgenik
(pemindahan gen). Dalam dunia kesehatan, bakteri ini digunakan dalam
memproduksi enzim atau hormon yang berguna dalam pengobatan pasien seperti
penggunaan bakteri dalam produksi hormon insulin.
Contoh
metabolisme mikroorganisme yang dimanfaatkan di dalam dunia kesehatan adalah
penemuan zat antibiotik dari jamur Penicillium
sp. yang ditemukan oleh Alexander Flemming pada 1928. Dalam perkembangan
selanjutnya, ide mengenai kemampuan metabolisme mikroorganisme, plasmid, dan
kemampuan reproduksi menjadi fokus utama dalam penelitian bioteknologi. Selain
itu, dikembangkan juga bioteknologi berbasis hewan dan manusia dalam teknologi
kloning.
Prinsip Dasar dan Jenis-Jenis Bioteknologi serta Sifat Dasar Mikroorganisme
Reviewed by Unknown
on
Maret 29, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: