close
20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna dan Mudah dipahami - Kelas Edukasi

20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna dan Mudah dipahami

Beberapa judul puisi; Puisi Pendek tentang Kehidupan, Contoh Puisi Pendek Tema Bebas, Puisi Pendek tentang Cinta, Kumpulan Puisi Pendek Pendidikan, 100 Puisi Pendek, Puisi Cinta Sejati, Puisi 3 Bait, dan Contoh Puisi Bebas 4 Bait. Di antara judul di atas tidak mimin bahas semua ya sobat. Tapi kali ini mimin akan bahas tentang Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna dan Mudah dipahami. Ada 20 lebih puisi yang harus sobat cek, langsung saja yuk dari pada penasaran, kita simak puisinya di bawah ini, selamat membaca!  


20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna
20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna

Fisika

Muhammad Ali Saidi

Dalam sunyi aku merasa
Akan getaran cinta yang kau berikan
Disebut dalam fisika
Itulah yang disebut dalam rumus newton

Dikenal dengan istilah magnet
Menyatunya kutub antara utara dan selatan
Selalu bersama dan terikat
Itulah yang kurasakan

Namun, cinta ini hanya tumbuh dalam sunyi
Tanpa ada bunyi
Dalam hampa
Tanpa ada suara

Bak sebuah rumah yang tak berpenghuni
Sepi, sunyi, hampa, tiada asa
Aku ingin kau mengerti
Aku cinta dan bahkan suka

Namun, senyap hati
Tak mampu bersuara
Bagaikan kepala ini
Saat menghapal rumus fisika

Banjarmasin, 09 April 2019


Kimia

Muhammad Ali Saidi

Hari ini hati terasa senyap
Bagaikan ruang hampa
Tanpa Oksigen dan zat asa
Yang mengendap

Sungguh terasa senyap
Hati ini tanpa ada kau
Kuharap
Ya, hanya kau

Andai saja kau datang
Maka akan ku bilang
Aku sangat rindu dan sayang
Pada dirimu sang petang

Jujur hati ini rindu
Bagaikan zat Kimia
Yang sudah menjadi satu
Sehingga menjadi suatu yang berwujud ada

Jujur kembalilah
Wahai kekasih
Agar hari yang sunyi
Senyap ini tak terjadi lagi

Banjarmasin, 10 April 2019

Bagai Bintang

Zifa Anna

Terpupuk halus tanpa di sadar
Mengisi relung hati yang terdalam
Tersadar sudah dalam angan
Mencoba tuk dipendam

Hati ingin memiliki
Namun sulit tuk dimiliki
Hingga tersadar hati
Dia bukan untuk dirinya

Bagai bintang bersinar terang
Terasa dekat sulit di gapai
Membuat bulan menyerah hati
Hanya memandang dari dekat

Cukup sudah yang kualami
Hanya memandang tak memiliki
Hanya merasakan tak terbalas
Hanya mengucap tak sampai

Sampit, 14 April 2019


Aku, Kau, dan Senja Kala Itu

Yunita Karomatul Isnaini

Dear, pergilah
Tak usah mengurai embun di pelupuk mataku lagi
Oleh karena relung hatimu telah terisi
Maka jangan memintaku menunggu lagi
Jangan membuatku merasa bersalah atas diriku sendiri

Karena telah ada yang merengkuhmu setelah perpisahan ini
Dan jangan tunggu aku di perbatasan rasa yang telah pergi
jangan ganggu aku lagi
biarkan aku membahagiakan diriku sendiri
jangan pedulikan aku
jangan sakiti dirimu

Ingatlah, aku tak sebaik yang kau impikan
Jadi jangan kau kasihani aku di ujung jalan
Cukup kuatkan aku, dengan menyayangi pengisi hatimu yang baru
Kemudian biarkan jika besok kuukir senyum menemani kepergianmu
Dan ingatlah, pada senja kala itu aku sangat membencimu
Karena itu jangan ingat aku, selamanya

Pati, 28 Maret 2019


Aku Ini Siapa?

Yayuk Khadijah

Aku tak pandai dalam kalkulasi fisika
Tak juga piawai dalam karya seni rupa
Namun, aku tidaklah buta dalam aksara cinta
Asmara memang tak selalu indah layaknya surastra
Apalagi semanis kembang gula
Tak jarang juga datar tak berdinamika

Jurang yang dalam telah pisahkan kita
Apalah arti cinta tanpa restu orang tua
Ah, aku ini siapa?
Dan kau itu siapa?
Aku lupa!
Lupakan aku semampu kau bisa
Cintai dia sekuat kau berusaha

Lupakan kata mereka
Yang berkata, mana bisa cinta dengan terpaksa!
Ayolah, kau pasti bisa
Waktulah yang akan menjawabnya
Jangan biarkan air matamu terbuang sia-sia
Sudahlah! Aku tak mengapa
Pedihku ini, nanti sirna jua

Tuban, 19 April 2019

Tangisan Mimpi

Phonna Basithu Anshari

Aku melihatmu di sana
Tersenyum dan menari
Kau bahagia, kau tertawa
Matamu bersinar, mataku meredup

Aku pergi kau masih tertawa
Di senja ini,
Kau tertawa, tawa duka
Aku tertawa, tawa bahagia

Jadi, siapakah yang palsu?
Kemarilah, cukup jangan berpura-pura lagi
Mari saling berbagi dan menangisi
Aku di sini, menemanimu yang sedang terluka

Idi, 18 April 2019


Aku Tidak Suka

F. Mila

Senyummu tak lagi sama
Aku tidak suka
Perbincangan kita tak lagi menarik
Aku tidak suka
Mimpi-mimpimu tak lagi hanya untukku
Aku tidak suka

Aku tidak suka semua hal tentangmu
Kecuali bahwa kamu adalah bagian dari memori masa laluku
Kecuali bahwa mengenangmu adalah kesibukan terindahku

Surabaya, 22 Juni 2019


Yang Tak Berujung

R. Safia Salsabillah

Aku merebah
Memejamkan mata sembari menelaah
Memikirkan sesuatu yang jauh dari kata indah
Seketika aku marah, entah karena gundah
Atau melupakannya yang tak mudah

Aku mencoba berdistraksi
Menggeluti resah yang tak pernah mati
Namun, apa yang kudapati
Semakin mencoba berdiri
Semakin kumelukai diri sendiri

Rasa yang samar-samar terasa
Tersemat dalam semu
Bersemayam dalam pilu
Bersama rindu yang tak kunjung temu
Dan berharap kau tahu

Lumajang, 21 Juni 2019


Debar Yang Mengiris

Aqis Salsabila

Potongan-potongan memori kian meranggas
Tak ada lagi debar yang kerap terasa
Aku membiru bersama gugup yang gagap
Mencoba memahami persekongkolan rahsa
Bernapas pun terasa mengiris

Sembilu begitu terasa
Saban hari kucoba tuk menanti di tepi
Di penghujung swastamita tak kutemui senyummu
Telah usai apa yang kusulam
Remuk redam sudah segala rahsa

Banten, 19 Juni 2019


Hari Ini Bukan Musim Semi

Tiara Disa

Hari ini bukan semi tapi kuncupnya bermunculan
Sedang setahun tak banyak hujan yang menguntungkan
Pula angin kehilangan daya menerbangkan
Terik mentari mempertahankan kekuasaan

Tapi kuncup-kuncup bermunculan
Mekar di dada, melahirkan kupu-kupu di detik kesekian
Sesekali yang kupuja tersenyum, kupu-kupu terbang tinggi
Lalu tawanya menyusup hati, rasaku yang semakin tinggi

Semakin terbahak, ia beranak pinak semakin cerah
Mencipta mekar dengan rona paling merah

Hari ini bukan musim semi
Tapi kuncup mekar dalam sehari

Batam, 01 April 2019


Lini

Zaa

Kau tanya alasan untuk tetap tinggal
Sembari mengumpulkan jawab yang teredam diam
Menghitung mundur tiba kepastian

Akankah setia tinggal?
Ataukah nanti meninggalkan?

Sudah
Sukma sudah tertahan pada satu tuju
Menghuni setia lini yang digariskan
Rela, bahkan untuk ditiadakan

Magelang, 24 April 2019


Panggung Kenang

Atmosfer berteriak
Katalogus terjambak
Susunan huruf dan angka-angka
Hanya ia bagian terpenting di sana

Aku benci kisah yang kutulis sendiri
Kala itu perihal eksistensinya dulu
Kian tabu, begitu keji menghantamku
Sebab hanya aku yang masih di sini

Lalu, kenangan itu berputar layaknya opera
Aksaranya adalah caci maki dunia
Senyumnya adalah cemooh semesta
Sedang tawanya adalah jutaan petir di angkasa

Mereka semua berkonspirasi
Memaksaku pergi dari teater ini
Sebab panggung kenangan telah usai
Kisahnya sudah lama selesai

Subang, 23 Juni 2019


Asing

Wiwit Novani

Aku jatuh cinta?
Merindu?
Masihkah?
Lantas apa?

Pernah ada
Pernah singgah
Pernah bersama
Hanya itu?

Rasanya perlahan menjauh
Tanpa keluh
Tanpa sedih
Tanpa pinta
Asing

Bandung, 21 Juni 2019


Khayal

Irma Bunray

Teruntuk kamu yang sedang dalam belaiannya
Tak banyak kata terungkap, pun begitu dengan rasa dan asa
Berharap mendapatkan belai lembut jemarimu,
Berharap mendapatkan kecup mesra darimu
Dan berharap kau bisikan mesra di telingaku
“Selamat malam cinta, mimpi indah, dan ada aku di dalam mimpimu.”

Bandung, 03 Januari 2019

Sayap Patah

Irma Bunray

Kepak sayapku telah patah,
Patah karena beban rindu yang teramat berat kutanggung
Kepak sayapku telah patah,
Patah karena penantian yang sia-sia
Kepak sayapku telah patah,
Karena pupusnya harapan tentangmu
Kepak sayapku telah patah ... sepatah hatiku karenamu

Bandung, 13 Agustus 2019

Hati

Syakira Alyani

Hati,
Kemarin aku bertanya tentang sejauh mana kamu merasa
Hati,
Semalam aku bergumam tentang cinta yang kian mereda
Hati,
Setiap hari aku berdoa agar diberi rasa lagi
Hati,
Semakin kumencari ternyata semakin hilang rasa ini
Hati,
Masihkah ada isi ruang kosong itu?

Haruskah kusuaikan apa yang sudah kumulai?
Jika rasa ini adalah pelangi,
Maka indahnya hanya saat dia ada di sini
Begitu dia pergi,
Hampa kembali mengisi

Lalu saat dia kembali,
Aku cinta lagi
Sesaat kuterdiam merenungi
Masihkah aku jatuh cinta?

Banda Aceh, 24 Juni 2019


Biarkan Dulu

Devinda Salva

Ada masa lalu yang meluluhkan asa
Kepada nirmala teka-teki lara
Dulu jalanku menuju engkau,
Sejauh hujan membasahi bumi

Merajut kasih yang begitu tragis
Berawal manis berakhir bengis,
Tapi, masih saja diperjuangkan
Walau hati tak menentu

Perlahan kita kembali kuncup
Seperti hati yang meredup
Angin mulai berbisik kepada kita,
Biar dulu tercipta cerita

Cirebon, 17 Juni 2019


Hilang Karya

Sunyi
Sekilas aku teringat
Masa di mana kita bercanda dan tertawa bersama
Masa di mana hanya ada kita

Hening
Bayanganmu bekelebat di ujung hati paling dalam
Meski kusangkal keberadaannya
Kemudian aku menangis

Senyap
Tiba-tiba aku terhenyak akan sedikit saja suara di telepon genggamku
Meskipun tak menunjukkan tentangmu sedikit pun

Hilang
Kemudian aku tersadar
Bahwa aku terlalu serakah akan keberadaanmu
Hingga akhirnya membuat luka di hati itu menganga
Ya, sejatinya aku harus tahu diri
Sejatinya aku harus bisa menakar keserakahanku
Sebelum semuanya ... hilang

Bandung, 28 Januari 2019


Hilang Lenyap Terlelap

R. Safia Salsabillah

Semenjak langkahmu hilang tak terarah
Sehingga membuat tangisku pecah
Semenjak itu pula aku membenci sebuah kisah
Tangis dalam tawa yang nyata
Bak fakta yang fana

Latarku kini gelap
Laraku kian bersorak
Damai telah usai
Canda bagai tikai
Aku menikmatinya tanpa ada yang melerai

Tak ada lagi suka cita
Semua bagai nestapa yang membabi buta
Terhentak batin yang luka
Terjatuh dalam surga duka
Mengikis sebuah rasa

Rasa yang ada
Namun hanya temaram
Karena kau hanya iba
Kepadaku yang meronta tentang rasa

Lumajang, 21 Juni 2019


Temaram Pelitaku

Aisya Insyani

Pelitaku temaram
Seiring Tuan pergi
Tanpa memberikan kepastian
Tuan hengkang begitu saja

Pelitaku temaram
Ketika Tuan menanam benih kasih
Tapi, enggan menuai bersama
Nyaman telah hilang, katanya

Pelitaku temaram
Walau asar sinarnya masih
Tapi, pelitaku terlalu lemah
Tak sanggup bertahan terlalu lama

Pelitaku temaram, Tuan
Tak sanggupkah kau kembali?
‘Tuk mengisi pelita ini

Surabaya, 24 Juni 2019

Langit Yang Sayu

Desti P. Aulia

Kini malamku tanpa hadirmu, tanpa tanya dan manjamu, tanpa ada lagi ucapan romantis, dari bibirmu yang manis, dan suaramu yang merdu. Kau telah datang, membuka sepucuk surat yang kulipat rapat-rapat dan kusimpan baik-baik di sudut ruang hatiku. Tanpa melihatnya kembali, tanpa menoleh lagi, bagaimana bisa kau tinggal pergi?

Alasanmu yang selalu menghantui setiap kali kuberusaha melupakanmu, aku terbelenggu oleh penantian yang pikirku bilang harus kulupakan, kutinggalkan. Yang kunantikan tanpa adanya kepastian. Aku pernah merasa benci namun itu semakin membuatku terbelenggu kerinduan terhadapmu.

Aku mencari tahu kabarmu melalui angin yang perlahan menyentuh tubuhku. Berusaha memahami semua yang ia katakan padaku, namun aku tak mampu, ia terlalu cepat berlalu sehingga membawa kabar baru dari setiap detik waktumu.

Aku bertanya pada langit, yang mengetahui segalanya, mengetahui tentangmu. Namun, ia tak menjawabku setiap kali kumenatapnya. Dia menundukkan keindahannya. Lantas bagaimana rasa yang kupunya?

Bandung, 22 Juni 2019


Mudah-mudahan bermanfaat ya gaes, kalau ada kritik dan saran yang membangun atau request artikel lainnya boleh komen di kolom komentar ya gaes. Insya’ Allah mimin akan usahakan untuk memenuhi permintaan karena pembaca adalah “raja” hehe...

20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna dan Mudah dipahami 20+ Contoh Puisi Cinta Singkat Penuh Makna dan Mudah dipahami Reviewed by Ahmad Sobri on November 14, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.