Rangkuman agresi militer Belanda 1
Latar belakang agresi militer Belanda 1
Latar belakang agresi militer Belanda 2
Peta pikiran agresi militer Belanda 1
Dampak agresi militer Belanda 1
Tokoh agresi militer Belanda 1
Mencari informasi tentang agresi militer Belanda 1 dan
disajikan dalam bentuk peta pikiran
Kapan dan bagaimana berakhirnya agresi militer 1 Belanda?
Adakah pernyataan serta pertanyaan
yang di sebutkan di atas sama dengan yang sahabat cari dan pengen tahu penjelasan?
Yuk, kita cek keterangannya di bawah ini, selamat
membaca, dan semoga bermanfaat.
Agresi Militer Belanda 1 - Latar Belakang, serta Kronologisnya |
Agresi
Militer Belanda I - Latar Belakang,
serta Kronologisnya - Di tengah-tengah upaya mencari kesepakatan dalam
pelaksanaan isi Persetujuan Linggarjati, ternyata Belanda terus melakukan
tindakan yang justru bertentangan dengan isi Persetujuan yang telah disepakati.
Di samping mensponsori pembentukan pemerintahan boneka, Belanda juga terus
memasukkan kekuatan tentaranya. Belanda pada tanggal 27 Mei 1947 mengirim nota
ultimatum yang isinya antara lain sebagai berikut :
1) Pembentukan
Pemerintahan Federal Sementara (Pemerintahan Darurat) secara bersama.
2) Pembentukan
Dewan Urusan Luar Negeri.
3) Dewan
Urusan Luar Negeri, bertanggung jawab atas pelaksanaan ekspor, impor, dan
devisa
4) Pembentukan
Pasukan Keamanan dan Ketertiban Bersama (gendarmerie), Pembentukan Pasukan
Gabungan ini termasuk juga di wilayah RI.
Pada
prinsipnya, Syahrir (yang kabinetnya jatuh Juni 1947) dapat menerima beberapa
usulan, tetapi menolak mengenai pembentukan Pasukan Keamanan Bersama di wilayah
RI. Tanggal 3 Juli dibentuk kabinet baru di bawah Amir Syarifuddin yang juga
tetap menolak pembentukan Pasukan Keamanan Bersama di wilayah RI.
Pada
tanggal 21 Juli 1947 tengah malam, pihak Belanda melancarkan ‘aksi polisional’
mereka yang pertama. Pasukan-pasukan bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk
menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan
pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda
menguasai semua pelabuhan di Jawa. Di Sumatra, perkebunan-perkebunan di sekitar
Medan, instalasi-instalasi minyak dan batu bara di sekitar Palembang dan Padang
diamankan. Pasukan-pasukan Republik bergerak mundur dalam kebingungan dan
menghancurkan apa saja yang dapat mereka hancurkan.
Di
beberapa daerah terjadi aksi-aksi pembalasan. Orang-orang Cina di Jawa Barat
dan kaum bangsawan yang dipenjarakan di Sumatra Timur dibunuh. Beberapa orang
Belanda, termasuk Van Mook ingin melanjutkan merebut Yogyakarta dan membentuk
suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris
yang tidak menyukai ‘aksi polisional’ tersebut menggiring Belanda untuk segera
menghentikan peperangan terhadap Republlik Indonesia.
Ibu
kota RI dapat dikurung Belanda. Hubungan ke luar bagi Indonesia juga mengalami
kesulitan, karena pelabuhan-pelabuhan telah dikuasai Belanda. Secara ekonomis,
Belanda juga berhasil menciptakan kesulitan bagi RI. Daerah-daerah penghasil
beras jatuh ke tangan Belanda. Hubungan ke luar juga terhambat karena blokade
Belanda. Tetapi Belanda belum berhasil menghancurkan mental dan kekuatan
Tentara Indonesia yang didukung oleh kekuatan rakyat.
Pada
tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia mengajukan permintaan
resmi agar masalah Indonesia-Belanda dimasukan dalam agenda Dewan Keamanan PBB.
Pemintaan itu diterima baik dan dimasukkan dalam agenda sidang Dewan Keamanan
PBB. Tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan penghentian
permusuhan kedua belah pihak dan mulai berlaku sejak tanggal 4 Agustus 1947.
Sementara itu untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata, Dewan Keamanan PBB
membentuk Komisi Konsuler dengan anggota-anggotanya yang terdiri atas para
Konsul Jenderal yang berada di wilayah Indonesia. Komisi Konsuler diketuai oleh
Konsul Jenderal Amerika Serikat Dr. Walter Foote dengan beranggotakan Konsul
Jenderal Cina, Belgia, Perancis, Inggris dan Australia.
Komisi
Konsuler itu diperkuat dengan personil militer Amerika Serikat dan Perancis
sebagai peninjau militer. Dalam laporannya kepada Dewan Keamanan PBB, Komisi
Konsuler menyatakan bahwa tanggal 30 Juli sampai 4 Agustus 1947 pasukan masih
mengadakan gerakan militer. Pemerintah Indonesia menolak garis demarkasi yang
dituntut oleh pihak Belanda berdasarkan kemajuan-kemajuan pasukannya setelah
pemerintah melakukan gencatan senjata. Namun penghentian tembak-menembak tidak
dimusyawarahkan dan belum ditemukan tindakan yang tepat untuk menyelesaikannya
agar jumlah korban bisa dikurangi.
Pada
tanggal 3 Agustus 1947 Belanda menerima resolusi DK (Dewan Keamanan) PBB dan
memerintahkan kepada Van Mook untuk menghentikan tembak-menembak.
Pelaksanaannya dimulai pada malam hari tanggal 4 Agustus1947. Tanggal 14
Agustus 1947, dibuka sidang DK PBB. Dari Indonesia hadir, antara lain Sutan
Syahrir. Dalam pidatonya, Syahrir menegaskan bahwa untuk mengakhiri berbagai
pelanggaran dan menghentikan pertempuran, perlu dibentuk Komisi Pengawas.
Pada
tanggal 25 Agustus 1947, DK PBB menerima usul Amerika Serikat tentang
pembentukan suatu Commitee of Good Offices (Komisi Jasa-jasa Baik) atau yang
lebih dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Belanda menunjuk Belgia sebagai
anggota, sedangkan Indonesia memilih Australia. Kemudian Belanda dan Indonesia
memilih negara pihak ketiga, yakni Amerika. Komisi resmi terbentuk tanggal 18
September 1947. Australia dipimpin oleh Richard Kirby, Belgia dipimpin oleh
Paul Van Zeelland dan Amerika Serikat dipimpin oleh Dr. Frank Graham.
Ternyata
Belanda masih terus berulah, sebelum Komisi Tiga Negara datang di Indonesia.
Belanda terus mendesak wilayah dan melakukan perluasan wilayah kedudukannya.
Kemudian tanggal 29 Agustus 1947, secara sepihak Van Mook memproklamasikan
garis demarkasi Van Mook, menjadi garis batas antara daerah pendudukan Belanda
dan wilayah RI pada saat gencatan senjata dilaksanakan. Garis-garis itu pada umumnya
menghubungkan titik terdepan posisi Belanda. Menurut garis Van Mook, wilayah RI
lebih sedikit dari sepertiga wilayah Jawa, yakni wilayah Jawa Tengah bagian
timur, dikurangi pelabuhan-pelabuhan dan perairan laut.
Penutup
Mimin ucapkan terima kasih atas kunjungan sahabat semua. Dan jangan lupa untuk berkunjung di postingan mimin lainya ya. Semoga berkah dan semoga membawa manfaat.
Related posts:
Agresi Militer Belanda 1 - Latar Belakang, serta Kronologisnya
Reviewed by Unknown
on
Maret 30, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: