Benarkah Indonesia mengupayakan mempertahankan kemerdekaan melalui
diplomasi? Apa dampak perjanjian Roem Royen? Apa tujuan perjanjian Roem Royen? Apa
isi perjanjian Roem Royen? Upaya mempertahankan kemerdekaan melalui jalur
diplomasi? Mengapa perjanjian Roem Royen dibuat? Bagaimana perjanjian Roem Royen
terjadi? Dan jelaskan secara singkat perundingan Roem Royen? Itulah pertanyaan
yang sering muncul berkenaan dengan upaya mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia melalui perundingan Roem Royen.
Ok, gaes kita cek langsung aja artikelnya berikut ini, selamat membaca!
Upaya
Mempertahankan Kemerdekaan RI Melalui Perundingan Roem-Royen - Serangan Umum 1
Maret 1949 yang dilancarkan oleh para pejuang Indonesia, telah membuka mata
dunia bahwa propaganda Belanda itu tidak benar. RI dan TNI masih tetap ada.
Namun Belanda tetap membandel dan tidak mau melaksanakan resolusi DK PBB yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 1949. Perundingan pun menjadi macet.
Melihat
kenyataan itu, Amerika Serikat bersikap tegas dan terus mendesak agar Belanda
mau melaksanakan resolusi tanggal 28 Januari 1949. Amerika Serikat berhasil
mendesak Belanda, untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia. Ketika
terlihat titik terang bahwa RI dan Belanda bersedia maju ke meja perundingan,
maka atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia pada tanggal 14 April 1949
diselenggarakan perundingan di Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran, anggota
Komisi dari AS. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan delegasi Belanda
dipimpin oleh H.J. Van Royen. Dalam perundingan itu, RI tetap berpendirian
bahwa pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta merupakan kunci pembuka
perundingan-perundingan selanjutnya. Sebaliknya pihak Belanda menuntut agar
lebih dulu dicapai persetujuan tentang perintah penghentian perang gerilya oleh
pihak RI.
Merle
Cochran, wakil dari AS di UNCI mendesak agar Indonesia mau melanjutkan
perundingan. Waktu itu Amerika Serikat menekan Indonesia, kalau Indonesia
menolak, Amerika tidak akan memberikan bantuan dalam bentuk apa pun.
Perundingan segera dilanjutkan pada tanggal 1 Mei 1949. Kemudian pada tanggal 7
Mei 1949 tercapai Persetujuan Roem-Royen. Isi Persetujuan Roem-Royen antara
lain sebagai berikut :
a. Pihak
Indonesia bersedia mengeluarkan perintah kepada pengikut RI yang bersenjata
untuk menghentikan perang gerilya. RI juga akan Ikut serta dalam Konferensi
Meja Bundar (KMB) di Den Haag, guna mempercepat penyerahan kedaulatan kepada
Negara Indonesia Serikat (NIS), tanpa syarat.
b. Pihak
Belanda menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta dan menjamin penghentian
gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik. Belanda juga
berjanji tidak akan mendirikan dan mengakui negara-negara yang ada di wilayah
kekuasaan RI sebelum Desember 1948, serta menyetujui RI sebagai bagian dari
NIS.
Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia di Sumatra memerintahkan Sri Sultan Hamengkubowono
IX untuk mengambil alih pemerintahan Yogyakarta dari pihak Belanda. Pihak
tentara dengan penuh kecurigaan menyambut hasil persetujuan itu, namun Panglima
Jenderal Sudirman memperingatkan seluruh komando kesatuan agar tidak memikirkan
masalah-masalah perundingan.
Setelah
pemerintah RI kembali ke Yogyakarta, pada tanggal 13 Juli 1949 diselenggarakan
sidang Kabinet RI yang pertama. Pada kesempatan itu, Syafruddin Prawiranegara
mengembalikan mandatnya kepada Wakil Presiden Moh. Hatta. Dalam sidang kabinet
juga diputuskan untuk mengangkat Sri Sultan Hamengkobuwono IX menjadi Menteri
Pertahanan merangkap Ketua Koordinator Keamanan.
Sebagai penutup dari mimin, terima kasih atas kunjungan sobat-sobat setia semua. Jangan lupa kunjungi
postingan mimin lainya ya. Semoga berkah dan semoga
bermanfaat.
Artikel terkait:
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI Melalui Perundingan Roem-Royen
Reviewed by Unknown
on
Maret 30, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: