Perkembangan
dan Peranan Mikroorganisme dalam Bioteknologi - Pada saat ini bioteknologi
dapat dimanfaatkan untuk merekayasa organisme dalam menghasilkan barang atau
jasa yang sangat diperlukan oleh manusia. Berikut ini akan dijelaskan tentang
pemanfaatan bioteknologi dalam kehidupan.
A. Perkembangan Bioteknologi
Penerapan
bioteknologi sudah dilakukan orang sejak dulu, misalnya dalam pembuatan makanan
fermentasi dan pembuatan obat. Makanan dan minuman hasil fermentasi, seperti
tempe, tape, bir, yoghurt, dan cuka. Dengan bioteknologi dihasilkan
obat-obatan, seperti vaksin hepatitis, antibiotik, dan hormon insulin. Tahun
1797, Edward Jenner menggunakan mikroorganisme hidup untuk menghasilkan vaksin
penyakit cacar.
Saat
ini, bioteknologi dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit pada seseorang
secara dini. Bioteknologi dibagi menjadi dua macam, yaitu bioteknologi
sederhana (konvensional) dan bioteknologi modern. Dalam bioteknologi, manusia
memanfaatkan sel hewan dan sel tumbuhan atau mikroorganisme, misalnya jamur,
bakteri, dan kapang. Penerapan bioteknologi didukung oleh berbagai ilmu,
seperti mikrobiologi (cabang biologi yang mempelajari mikroba atau jasad
renik), biologi sel (mempelajari sel), genetika (cabang biologi yang
mempelajari sifat-sifat keturunan), dan biokimia (cabang ilmu kimia yang
mempelajari aspek kimia pada makhluk hidup).
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi
konvensional merupakan bioteknologi yang menggunakan organisme atau mikroba
untuk menghasilkan suatu senyawa kimia atau produk dengan aktivitas-aktivitas
mikroba dan belum menggunakan enzim. Ciri-ciri bioteknologi konvensional
adalah:
a)
Dikenal sejak awal peradaban manusia.
b)
Menggunakan secara langsung hasil yang diproduksi organisme atau mikroorganisme
berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu yang bermanfaat bagi manusia.
c)
Peralatan yang digunakan sederhana.
d)
Pemanfaatan mikroorganisme terbatas.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi
modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan biologi molekuler dan sel untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi modern
berdasarkan pada rekayasa genetika dan rekayasa biokimia. Rekayasa genetika
adalah teknik pengambilan gen tertentu untuk menghasilkan organisme yang
memiliki keunggulan secara genetik. Sedangkan, rekayasa biokimia seperti
penggunaan tangki reaktor untuk pertumbuhan mikroorganisme untuk proses
biologis tertentu supaya tidak terkontaminasi mikroorganisme lain.
Ciri-ciri
bioteknologi modern adalah:
a)
Mulai berkembang sejak ditemukan DNA.
b)Organisme
atau mikroorganisme digunakan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja
genetik suatu organisme yang bermanfaat bagi manusia.
c)
Peralatan yang digunakan sudah modern.
d)
Pemanfaatan mikroorganisme ditambah dengan teknologi modern.
B. Peranan Mikroorganisme dalam Bioteknologi
Penerapan
bioteknologi dalam kehidupan, biasanya menggunakan mikroorganisme.
Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan
bioteknologi di berbagai bidang kehidupan. Peranan mikroorganisme dalam
berteknologi adalah sebagai berikut.
1.
Penghasil
Makanan atau Minuman
Mikroorganisme dapat
dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan, tuak, cuka, dan kecap. Saat
ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas, seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan nata de coco. Proses
pembuatan tempe masih perlu ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena
tempe memiliki kandungan zat gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki
beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah.
Beberapa jamur juga
dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya jamur Neurospora sitophila
sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk membuat oncom. Bahan
pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik
karena pada umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme
yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara lain:
a. Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b. Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco)
c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan tapai)
d. Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e. Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f. Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)
2.
Penghasil
Protein Sel Tunggal (PST)
Mikroorganisme, seperti
ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan protein. Protein ini berada
di dalam sel, bukan merupakan bahan yang disekresikan oleh sel.
a.
Kelebihan
PST
PST sangat
menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal ini disebabkan
karena:
1) Secara umum,
organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan
lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di
tempat limbah buangan, seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah
organik yang lain.
4) Mikroorganisme
fotosintetik seperti ganggang dapat memanfaatkan energi cahaya untuk digunakan
sebagai penghasil PST.
Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.
b. Kekurangan PST
Ada beberapa kekurangan
PST, antara lain:
1) PST mempunyai
dinding sel yang terdiri atas selulosa, khususnya ganggang, sedangkan manusia
tidak dapat mencerna selulosa.
2) PST yang dihasilkan
kurang menarik, seperti jeli.
3) Kandungan asam
nukleat (DNA dan RNA) dari PST cukup tinggi dan sulit dicerna serta dapat
menimbulkan asam urat.
3.
Penghasil
Zat-Zat Organik
Beberapa mikroorganisme
dapat menghasilkan zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka, asam sitrat,
aseton, dan gliserol. Zat-zat organik itu dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, misalnya sebagai bahan minuman.
Untuk menghasilkan
etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel ragi dengan bahan baku karbohidrat, seperti
singkong dan beras. Adapun proses pembuatannya sering disebut dengan istilah
fermentasi (proses peragian). Proses ini berlangsung secara anaerobik dan
menghasilkan karbon dioksida dalam bentuk gelembung udara.
4.
Penghasil
Obat
Berbagai macam
mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil obat-obatan, contohnya Penicillium menghasilkan
zat antibiotik yang mematikan mikroorganisme lain, disebut penisilin. Penisilin
sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit infeksi. Namun, ada
beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap penisilin karena dapat menghasilkan
enzim yang dapat menghambat kerja penisilin.
5.
Pemisahan
Logam dari Bijihnya
Bakteri kemolitotrof
merupakan salah satu bakteri yang mampu memisahkan logam dari bijihnya. Bakteri
ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan belerang, dan memperoleh
energi dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut digunakan untuk
sintesis karbon dioksida dan air menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini
dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh bakteri pemisah logam
ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans
yang digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri ini
tumbuh subur dalam suasana asam dan tanpa zat organik.
Proses pemisahannya
sebagai berikut:
1) Bijih logam tembaga
berkualitas rendah yang dikenal sebagai larutan peluluh, ditimbun. Disinilah
banyak ditemukan bakteri.
2) Kemudian, ke dalam
larutan itu ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara
tembaga dan asam sulfat membentuk tembaga sulfat (CuSO4).
3) Setelah itu, logam
besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi akan bereaksi dengan
tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut.
4) Melalui proses
tersebut diperoleh tembaga murni yang telah terpisah dari bijihnya. Seluruh
proses itu dibantu oleh bakteri Thiobacillus
ferrooxidans.
6.
Penghasil
Energi
Saat ini, persediaan
bahan bakar makin menipis. Oleh karena itu, para ahli berusaha mencari solusi
untuk menyelesaikan masalah energi melalui bioteknologi sehingga dapat
diperoleh energi yang aman dan tersedia secara lestari.
Salah satu energi yang
dikembangkan melalui bioteknologi saat ini adalah biogas. Biogas merupakan gas
metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak.
Kotoran ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas metana yang kemudian
dialirkan ke rumah-rumah sebagai penghasil energi. Sedangkan, limbahnya dapat
digunakan sebagai pupuk.
Cara pembuatannya
adalah campuran kotoran ternak dan air dimasukkan pada tangki pengumpul,
kemudian diaduk. Setelah rata, tangki pengumpul dimasukkan ke dalam tangki
pencerna.
7.
Pengurai
Limbah
Pengolahan limbah secara biologis
merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan bakteri untuk mencerna limbah
tersebut. Pengolahan limbah dengan cara ini tidak membutuhkan biaya yang besar
dan lebih ramah lingkungan. Limbah industri harus diolah terlebih dahulu
melalui Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum dikeluarkan ke lingkungan agar
tidak terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna dimasukkan ke
dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk
memasukkan oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah
akan terurai dan dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari
endapan limbah yang tidak berbahaya.
Reviewed by Unknown
on
Februari 28, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: