4 Contoh Paragraf Persuasi tentang Lingkungan

4 Contoh Paragraf Persuasi tentang Lingkungan - Paragraf persuasi ialah paragraf yang di dalamnya memuat unsur ajakan serta upaya untuk mempengaruhi pembaca agar meyakini serta mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Paragraf ini secara umum digunakan pada wacana atau teks pada iklan layanan masyarakat, advertorial, kampanye politik, iklan komersil, dan lain sebagainya. paragraf persuasi dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan adanya penggunaan kata ajakan seperti misalnya marilah, ayolah, oleh karena itu, dan seterusnya.

Di bawah ini adalah beberapa contoh paragraf persuasi yang bertemakan tentang lingkungan hidup :

Contoh 1 :

Sebagian besar masyarakat dewasa ini bersikap acuh tak acuh terhadap hutan mangrove yang nasibnya kini berada di ujung tanduk. Hampir seluruh hutan mangrove yang terdapat di wilayah pesisir pantai di Indonesia terancam mengalami kerusakan. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya aktivitas pembukaan lahan pariwisata pantai yang tidak memperdulikan kelestarian lingkungan di tepi pantai. Mangrove tak hanya memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan terhadap pengikisan tepian pantai akibat terjangan air laut. Lebih dari itu, hutan mangrove juga memiliki peran besar sebagai ekosistem yang di dalamnya terdiri atas berbagai organisme kehidupan biota laut. Rusaknya hutan mangrove tentu akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang tentu akan sangat merugikan kita semua. Karenanya marilah lestarikan hutan mangrove demi keberlangsungan kehidupan biota laut serta terjaganya kelestarian lingkungan khususnya di wilayah pesisir pantai.

Penjelasan :

Pada paragraf di atas memuat unsur ajakan serta upaya untuk meyakinkan pembaca agar mempercayai gagasan yang disampaikan. Gagasan yang disampaikan tersebut berkenaan dengan ajakan memelihara hutan mangrove demi menjaga kelestarian hutan. Penggunaan kata “marilah” pada kalimat utama di akhir paragraf juga merupakan ciri khusus dari paragraf persuasive.

Contoh 2 :

Lingkungan sekolah seyogyanya menjadi wadah yang nyaman untuk melakukan aktivitas belajar. Namun fungsi tersebut agaknya sedikit terganggu dengan adanya pencemaran lingkungan sekolah akibat sampah. Persoalan sampah sepertinya telah menjangkiti seluruh lapisan sosial masyarakat, tak terkecuali di lingkungan sekolah. Banyak diantara murid-murid yang tanpa merasa bersalah membuang sampah-sampah sisa makanan dan aktivitas belajar mereka di sembarang tempat. Tanpa rasa berdosa sedikitpun mereka membuang sampah-sampah tersebut di taman belajar, perpustakaan, ruang kelas, lapangan olah raga, dan di tempat-tempat lainnya. Bahkan adapula beberapa oknum guru yang dengan terang-terangan membuang sampah selain di tempat yang telah disediakan. Sungguh perbuatan yang tidak patut bagi seorang pembelajar dan pengajar. Kesadaran akan pentingnya membuang sampah di tempatnya memang sudah saatnya digalakkan demi terwujudnya lingkungan belajar yang bersih dan nyaman. Oleh karena itu, marilah senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah demi keefektifan serta kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Penjelasan :

Paragraf persuasif di atas memuat gagasan yang berkenaan dengan ajakan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu identifikasi paragraf juga diperkuat dengan adanya penggunaan kata “marilah” sebagai unsur ajakan yang termuat dalam kalimat utama di akhir paragraf. Kalimat-kalimat sebelumnya berperan sebagai kalimat penjelas yang berisikan alasan serta data penguat untuk memperkuat ajakan pada kalimat utama di akhir paragraf.

Selanjutnya perhatikan kembali paragraf persuasif pada contoh 3-4 berikut!

Contoh 3 :

Masjid seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan aktivitas peribadatan. Namun nampaknya fungsi rumah ibadah tersebut sedikit terganggu dengan adanya gangguan faktor kebersihan. Gangguan tersebut dapat berupa halaman masjid yang penuh dengan sampah, tempat berwudhu yang kotor, kamar mandi yang berbau tidak sedap, dan masih banyak lagi. Ketidaknyamanan dalam beribadah juga seringkali dirasakan di dalam ruangan masjid seperti misalnya tempat shalat (sajadah atau karpet) yang berdebu, lantai yang kotor, langit-langit yang dipenuhi dengan sarang laba-laba, dan lain sebagainya. Segala bentuk ketidakterturan tersebut seolah telah identik dengan rumah peribadatan umat muslim ini. Tanggung jawab akan kebersihan masjid sejauh ini hanya dibebankan kepada pengurus khusus yang secara umum disebut sebagai marbot. Padahal sejatinya segala urusan yang berkaitan dengan rumah ibadah tak terkecuali pada masalah kebersihan adalah kewajiban umat. Bukan hanya kewajiban sebagian dari pengurusnya saja. Diperlukan adanya

kesadaran penuh untuk menjaga rumah ibadah agar tetap bersih demi kenyamanan dalam melakukan aktivitas peribadatan di dalamnya. Oleh karena itu, marilah dengan sadar diri kita bersama mewujudkan lingkungan masjid yang bersih dan nyaman untuk beribadah.

Contoh 4 :

Hutan adalah paru-paru dunia. Rasanya ungkapan tersebut tak berlebihan jika ditinjau dari peran serta fungsinya sebagai penghasil oksigen bagi makhluk hidup. Kesadaran akan fungsi tersebut pada kenyataannya tak sedikitpun menyurutkan nafsu keserakahan manusia dalam pengeksploitasian hutan. Penebangan liar masih saja banyak terjadi di sebagian besar wilayah hutan di Indonesia tak terkecuali pada kawasan hutan lindung. Penebangan liar yang terjadi dimana-mana ini bukan hanya diprakarsai oleh para mafia, namun juga dimotori oleh pemegang otoritas kewenangan. Hasil dari kesepakatan ilegal tersebut berdampak pada perluasan lahan yang tentu saja berujung pada aktivitas penebangan pohon di hutan. Hal ini tentu akan berdampak pada kerusakan lingkungan, timbulnya berbagai bencana alam, dan lain sebagainya. Kesadaran serta upaya untuk penanggulangan kerusakan hutan nampaknya perlu untuk digalakkan kembali. Maka dari itu marilah senantiasa jaga hutan kita dari aktivitas penebangan liar dengan cara apapun yang kita bisa

sesuai dengan kadar kemapuan yang kita miliki!